Senin, 26 September 2011

SUKU MENTAWAI



Pada hari kedua di Mentawai, kami berkesempatan berkunjung ke rumah seorang dari Suku Mentawai. Sebelumnya, kami sudah pernah membaca dan mendengar cerita mengenai Suku Mentawai dan kebudayaannya yang terpelihara. Kali ini, kami hendak berkenalan langsung dan melihat seperti apa kehidupan sehari-hari Suku Mentawai di Pulau Siberut. Menggunakan perahu bermotor, kami menempuh perjalanan sekitar empat puluh dari Muara Siberut untuk mencapai perkampungan terdekat. Kami menuju hulu Sungai Gereget yang lebar dan berair tenang. Di kanan kiri terdapat hutan bakau dan pohon sagu yang rimbun. Sesekali kami berpapasan dengan Suku Mentawai yang sedang menaiki pompong (perahu kayut tradisional Mentawai).
Sampailah kami pada uma (rumah khas Mentawai) yang berdiri di tepi sungai. Teman Mentawai kami, Tutulu, dan keluarganya menyambut hangat sembari mengucap, “aloitta?” yang artinya “apa kabar?”. Perhatian saya seketika terpusat pada tato yang menghiasi tubuh sebagian besar orang dewasa yang ada di sana, baik di tubuh lelaki maupun perempuan. Di tengah obrolan, Tutulu dan kakaknya yang merupakan seorang sikerei (dukun budaya) lalu bercerita mengenai pembuatan tato khas Mentawai. Tato, mereka menyebutnya titi, adalah salah satu bagian dari ekspresi seni dan perlambang status orang dari Suku Mentawai. Dulu, tato populer di kalangan baik lelaki maupun perempuan Mentawai yang telah dewasa. Kini, hanya sebagian kecil suku Mentawai yang masih bertato. Sebagian dari mereka bisa ditemui di pedalaman Pulau Siberut.
Tato dibuat oleh seorang sipatiti (pembuat tato). Proses pembuatan tato memakan waktu yang lama, terutama pada tahap persiapannya yang bisa sampai berbulan-bulan. Ada sejumlah upacara dan pantangan (punen) yang harus dilewati oleh orang yang ingin ditato. Tak semua orang sanggup melewati tahap ini. Sebelum sipatiti mulai membuat tato, ada ritual upacara yang dipimpin oleh sikerei (dukun budaya Mentawai). Tuan rumah lalu mengadakan pesta dengan menyembelih babi dan ayam. Daging babi dan ayam ini juga sebagai upah yang diberikan untuk sikerei. Tutulu bercerita bahwa ntuk menyelenggarakan pesta membuat tato ini saja bisa menghabiskan biaya sekitar lima juta rupiah.

Jarum yang digunakan terbuat dari tulang hewan atau kayu karai yang diruncingkan. Dengan mengetok-ngetoknya, terciptalah garis-garis yang merupakan motif utama tato suku Mentawai. Pewarna yang digunakan berasal dari arang yang menempel di kuali. Sikerei yang merupakan kakaknya Tutulu berkata bahwa biasanya pembuatan tato dimulai dari telapak tangan, tangan, kaki lalu tubuh. Selama beberapa hari, kulit yang baru ditato akan bengkak dan mengeluarkan darah. Membayangkannya saja saya ngeri.
Konon, tato Mentawai termasuk seni tato tertua di dunia, bahkan lebih tua dari tato Mesir. Sayangnya, kini hanya sebagian kecil saja suku Mentawai yang masih mempertahankannya. Hal ini akibat adanya larangan Pemerintah terhadap berkembangnya ajaran animisme di masa lalu. Tato adalah salah satu produk budaya yang kemudian perlahan menghilang. Ratusan motif tato yang pernah menghiasi penduduk asli Mentawai pun tidak sempat terdokumentasi. Bahkan Tutulu yang kami kenal pun, menghiasi tubuhnya dengan tato gambar bunga dan jangkar yang jelas bukan motif asli tato





Gentlemans pakai kambi (cawat kulit kayu), ladies pakai ‘rok anyaman serat pohon pisang’. Dan Tatto bukan berarti Emo atau Gothic, tapi tradisi. Seiring jaman, ciri ini mulai pudar.

Pasca Tsuami Aceh silam, suku & kepulauan mentawai jadi sorotan, mirip selebritis suku tradisionil. Maklum, mentawai berada di sekitar rawan gempa & (cincin api). Info geografis Google Earth, ketika dilakukan pencarian dengan keyword terkait, kepulauan ini bahagian dari Sumatera Barat & Sumatera Utara. Terdiri dari Pulau Siberut, Sipora, Pagai Utara dan Pagai Selatan.

500.000 tahun lalu (zaman Pleistocene), diperkirakan, Kepulauan Mentawai terpisah dari daratan Sumatra oleh naiknya permukaan air laut. Sejak itulah pulau ini terisolasi. Jika air laut naik lagi, mungkin hilang benar.

penduduknya 18.554 jiwa, 15 % orang asli, dan pendatang – Batak, Minangkabau & minoritas kulit putih (sensus 1980). Siberut merupakan pulau terbesar, tapi penduduknya paling sedikit. Sulitnya komunikasi – transportasi, turut memperlambat perkembangannya Siberut.

Bahasa Mentawai bagian dari rumpun bahasa Austronesia, ada bermacam logat; logat Simalegi, Sekudai, Sikalagan, Silabu, Taikaku, Saumanganya, dll.

Setengah abad silam sebelum masuk budaya luar, Mentawai hidup dalam peradaban Neolitikum. Misteriusnya sejarah alam & asal-usul orang Mentawai, sebagian ahli menduga mereka termasuk bangsa Melayu tua/Proto Melayu, sebagian lain menduga mereka termasuk bangsa Polinesia. Ada pula pendapat, orang Mentawai adalah Proto-Malayan yang bermigrasi dari area terdekat, mengingat kemiripan dengan Nias (kosmologi & antropologi ragawi).

Misterius nya lagi, mengapa pada hunian mereka tak dijumpai peradaban batu besar (menhir, dolmen & batu kubur) ? Bisa jadi karena lokasi baru huniannya, atau karena kecilnya unit populasi migran hingga kurang tenaga untuk membangun artefak-artefak batu? Beberapa peralatan berburu dan rumah tangga dari batu, sudah lama digantikan logam yang didatangkan dari Sumatera.

While that, orang Mentawai sendiri percaya tradisi tutur, bahwa mereka berasal dari Pulau Nias (Selatan?) yang turun ke daerah Simatalu di Pantai Barat Siberut. pulau yang dusun-dusunya didirikan di tepian sungai – sebagai sarana lalu lintas, membelah hutan lebat yang sebagian tergenang rawa.

Satu dusun (lazimnya berpenduduk puluhan/ratusan) terdiri dari beberapa uma (rumah bersama untuk beberapa keluarga) sebagai pusat, sedangkan rumah lalep (rumah individual untuk satu keluarga) dan rumah rusuk (rumah sementara untuk pasutri muda) yang sederhana mengelilinginya.

berburu adalah penghasilan utama disamping meramu sagu. Menggunakan kapak dan beliung batu yang diperoleh dari pedagang luar yang singgah membeli hasil hutan. Setelah pedagang banyak berdatangan, barulah mereka mendapat peralatan besi. Siberut khususnya, mata pencahariannya berkebun dan berladang di pinggir hutan yang berawa-rawa.

Tengkorak babi hutan, monyet dan kulit ibat laut (kura-kura) digantungkan di dinding uma & para-para, pertanda berapa kali pesta diadakan di uma itu. Bukan karena kurang kerjaan.

Pada event “mendapat hasil buruan” tampak Ikatan sosial yang nyata. Begitu hasil buruan tiba di uma, alat musik kayu obbuk dan bolobok pun dibunyikan; mengumpulkan saudara sesuku. Daging hasil buruan harus dibagi sesuai aturan, pelanggaran dianggap akan mendatangkan petaka, terkutuk jadi buaya & lambang ketamakan. Maka, jumlah buruan pun menjadi terbatas sesuai kebutuhan. Etisnya mereka harus membagi daging hasil buruan pada suku tetangganya, jika pembagian hasil buruan di lingkungan suatu suku itu diketahui suku tetangganya. Pola konsumsi mereka ini secara tidak langsung tetap menjaga keseimbangan alam.

Pendatang luar (si toi) wajib bayar upeti pada penduduk asli (sibakkat laggai), jika ingin mengelola hutan sekitar kampung yang belum terjamah. Secara adat, tanah sekitar kampung adalah milik sibakkat laggai.

Makanan primer mereka adalah sagu & keladi. Tapi kemudianpun mengkonsumsi beras, ikan, berbagai jenis burung & babi hutan. Tersedia cukup makanan pokok di hutan mereka yang berawa-rawa.

Tembakau, peralatan besi, pakaian, bahan bakar, beras, garam dan lain-lain, biasanya didatangkan oleh pedagang dari Padang (Sumatera Barat) sebagai daerah terdekat, yang mereka barter dengan hasil hutannya yang subur dan kaya (rotan, manau, kayu, cengkeh, kopra, dll).

Tiada strata, tingkatan sosial, tidak ada kelompok pemimpin atau budak bagi mereka. Hidup berkelompok pada pemukiman yang mereka sebut ‘UMA’ (istilah untuk kelompok pemukim & tempat pemukiman itu sendiri). Uma, biasanya berupa rumah tradisionil yang cukup besar dan bisa dihuni beberapa keluarga batih berbasis patrilineal (garis keturunan ayah). Di sekitar uma didirikan beberapa ‘LALEP’ (rumah keluarga yang pernikahan mereka belum resmi). Setiap lelaki mengambil istri dari uma tetangganya. Jika suami meninggal nanti, sang janda kembali ke uma asalnya.

Tiap uma dipimpin seorang RIMATA. Biasanya lelaki yang bijak & berpengalaman, tapi ada juga yang dipilih berdasar keturunan. Rimata sebenarnya pemimpin adat uma itu sendiri. Kalau ada yang dianggap pelopor biasanya adalah orang yang ahli dibidangnya, dan tidak harus orangtua berpengalaman. Hubungan uma satu dengan yang lain dijaga dengan ikatan pernikahan.



Kepimimpinan yang jelas, tercermin dalam sistem religi. semua upacara – upacara tradisional mereka yang beragam, dipimpin oleh seorang KEREI atau sikere (dukun, tokoh spritual).

Agama asli orang Mentawai, Sabulungan, percaya bahwa segala sesuatu punya roh masing-masing yang sama sekali terpisah dari raganya & bebas berkeliaran di alam luas.

Kekuatan terselubung dalam suatu benda yang bisa mengganggu manusia, mereka sebut ’bajao’. Karenanya harus diadakan upacara ‘pulaijat’ (pembersihan uma) di waktu tertentu (selama 1 minggu, bahkan lebih). Selama itu mereka terkena aturan punen (ritual pelarangan mengerjakan tabu yang berkaitan dengan pulaijat). Sikerei (pemimpin upacara) tidak terikat pada kelompok uma asalnya, ia dapat dipanggil memberi pengobatan di uma yang lain. Imbalan atas pengobatannya itu akan dibagi pada sesama anggota uma asalnya.

Tiap roh berpengaruh satu sama lain, kepercayaan mereka. dan kekuatan alam yang terselubung secara keseluruhan itu disebut ‘KINA ULAU’. Kepercayaan asli ini mulai berangsur digantikan oleh agama Islam & Kristen. Meski masih ada yang menganut agama asli, setidaknya masih percaya roh-roh gaib.

Orang Mentawai senang tari-tarian, diiringi beberapa buah gendang & gong yang didapat dari pendatang. Bagi mereka tarian itu perlambang gerak alam sekitarnya.

Pola kegiatan mereka sehari-hari yang berhubungan erat dengan punen (pesta-pesta suci) maupun syarat-syarat persembahan sebelum mendirikan rumah, berburu, membuka ladang, dsb.

Hubungan muda-mudi sebagai pasangan rumah tangga dapat diterima secara sosial dalam “hubungan rusuk”, yaitu suatu perkawinan yang belum diresmikan adat. Kedua muda-mudi pasangan rumah tangga harus mendirikan rumah sederhana, sementara si suami berusaha mencari nafkah & kesiapan materi yang lebih memadai.

Ini tanda bahwa pasangan muda tersebut masuk dalam sistem sosial, ke dalam kebersamaan adat. Hubungan ini disebut hubungan lalep. Mereka bisa tinggal di uma ayah si suami atau bila dia cukup mampu mendirikan rumah sendiri yang disebut rumah lalep.

Pernikahan resmi di Siberut memerlukan kesiapan sang lelaki; pertanggung-jawaban yang cukup berat bagi kelangsungan hidup calon istrinya. Jika sang lelaki dipandang telah mapan (ladang, peralatan rumah tangga, pohon sagu & babi), perkawinan bisa diresmikan adat. Sejak itu mereka diakui sebagai pasangan “dewasa” secara sosial. Seseorang akan terhormat jika dia telah tinggal di rumah lalep, berarti pernikahannya telah diresmikan adat. pasangan resmi tersebut bisa bergabung dan tinggal di uma ayah dari sang suami.

Jika rumah rusuk buat sementara, maka lalep dibangun permanen dan lebih baik. Lalep adalah rumah individual yang didirikan oleh lelaki kepala rumah tangga, bila uma orang tuanya penuh. Di masa lalu, keluarga dari beberapa lalep masih berusaha untuk mendirikan sebuah uma baru. Hal itu tampaknya sudah jarang dilakukan saat ini.

Suku Mentawai yang terkenal dengan tradisi seni melukis tubuhnya atau tatoo mendiami Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, yang terletak sekitar 100 km di sebelah barat Kota Padang, terdiri dari 40 pulau besar dan kecil.

Empat pulau besar non vulkanik yang dapat didiami manusia adalah Siberut (4.097 km2) di utara sebagai pulau terbesar, Sipora (840 km2) di tengah, Pagai Utara dan Pagai Selatan (1.870 km2) di bagian selatan. Tentang asal mula orang-orang Mentawai, tidak banyak yang tahu secara pasti, tetapi Suku Mentawai selalu menganggap bahwa nenek moyangnya berasal dari Nias, Sumatera Utara.

Keyakinan itu dilandasi oleh dongeng yang menceritakan bahwa pada zaman dahulu kala seorang Nias bernama Ama Tawe pergi memancing ke laut. Ketika sedang berada di tengah laut tiba-tiba terjadi badai yang menyeret Ama Tawe terdampar ke Pulau Mentawai di tepi pantai barat Pulau Siberut, tepatnya di daerah Simatalu.

Ama Tawe melihat banyak pohon keladi dan sagu tumbuh sendiri tanpa ada orang yang menanam dan merawatnya sehingga ia berniat menetap di situ. Ama Tawe kembali ke Nias untuk mengambil anak dan istrinya. Keberangkatan mereka ke tempat baru itu ternyata diikuti oleh banyak penduduk Nias lainnya yang ingin merantau ke Mentawai.

Tetapi para ahli rupanya berpendapat lain, menurut mereka orang Mentawai merupakan keturunan dari rumpun Melayu Polinesia dan merupakan gelombang pertama bangsa Asia Daratan yang datang ke Indonesia.

Pada Festival Art Suku yang digelar di Taman Ismail Marzuki, 16 sampai 19 Desember 2004, Suku Mentawai yang hadir untuk membagi kehidupan dan budayanya dengan masyarakat luas adalah mereka yang mendiami Pulau Siberut Selatan.

Menurut Ketua Panitia Festival Art Suku, Maria Darmaningsih, di balik lebatnya hutan tropis Siberut terdapat banyak kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang selama berabad-abad lamanya. "Lingkungan hidup seperti manusia, binatang, hutan, perbukitan, dan sungai-sungai merupakan kesatuan kehidupan di alam Siberut yang sekaligus merupakan roh kesenian," kata wanita yang turut dalam kegiatan survei sebagai persiapan festival.

Di Kepulauan Mentawai tidak ada gunung tinggi. Yang ada hanya perbukitan yang tingginya tidak melebihi 500 meter. Umumnya bertanah subur, datar serta berawa-rawa dengan sungai-sungai kecil, sehingga sarana perhubungan yang paling umum digunakan adalah melalui sungai.

"Mati hutan maka mati pula kehidupan. Tidak ada hutan maka tidak ada orang Mentawai," kata salah seorang Sikerei (pemimpin spiritual) Dusun Muntei Siberut Selatan, Aman Teukat, di Jakarta.

Menurut dia, dahulu sekalipun tujuh hingga delapan bulan tidak hujan, tidak pernah terjadi kekeringan, berbeda dengan kondisi sekarang, tiga atau lima minggu tidak hujan saja sudah kekeringan.

Secara tradisional, orang Mentawai di Siberut Selatan memiliki kepercayaan animisme yang dikenal sebagai Arat Sabulunga di mana semua benda diyakini memiliki jiwa.

Oleh karena itu, mereka percaya jika memperlakukan benda-benda itu di luar batas kebiasaan, dapat berakibat ke dalam kehidupan, bahkan menimbulkan penyakit atau kematian.

Pada praktek berburu pun mereka tidak melakukannya karena sekadar untuk bersenang-senang tanpa mempertimbangkan keseimbangan alam. Itulah sebabnya saat hasil buruan tiba di Uma (rumah adat), dipukul sejenis alat musik dari kayu, obbuk dan bolobok untuk mengumpulkan saudara sesuku.

Kemudian daging hasil buruan dibagikan secara merata serta harus habis tanpa ada yang terbuang percuma. Aturan ini pantang dilanggar, karena dianggap bisa mendatangkan petaka sehingga jumlah buruan menjadi jelas takarannya. Orang Mentawai percaya, pelakunya akan dikutuk menjadi buaya, sebagai lambang ketamakan.

Dampak dari pelanggaran pantangan bukan saja diderita oleh satu orang, tetapi juga dapat menimpa kelompok atau marga yang tinggal dalam satu uma. Uma adalah sebuah rumah tradisional besar yang dihuni beberapa keluarga menurut garis keturunan ayah yang dipimpin oleh tokoh senior yang disebut Rimata. Agar dampak tersebut tidak berkepanjangan, biasanya masyarakat Mentawai menggelar ritual adat untuk menyucikan diri, uma dan lingkungannya yang disebut sebagai upacara pulaijat.

Selain ritual yang diselenggarakan untuk membersihkan diri, masyarakat Mentawai juga percaya bahwa ritual mampu mencegah malapetaka dan membina hubungan baik dengan kehidupan roh atau simagre agar dapat mencapai kebahagiaan sesudah mati di surga (laggai sabeu).

Bagi masyarakat Mentawai, upacara adat lebih dari sekedar sebuah ritual belaka tetapi juga merupakan media untuk berkesenian. Melalui ritual adat mereka mengekspresikan semangat berkeseniaannya dalam musik, tari dan seni sastra.

Itulah sebabnya seorang Sikerei atau pemimpin spiritual, tidak hanya menjadi penguasa wilayah gaib, tetapi juga seorang seniman. Dia dapat berperan sebagai penyanyi atau 'sipuurai' serta penari atau 'sipurutuk'. Sementara itu pakaian laki-laki Mentawai adalah kabit berupa celana yang terbuat dari akar pohon sedangkan yang perempuan memakai rok yang terbuat dari daun pisang hutan yang dikeringkan setengah kering dan dibuat berumbai dan dikenal sebagai 'lakok'.

Sisa dari keratan-keratan pakaian biasanya diambil sebagai hiasan. Gigi mereka sengaja diasah dan diruncing supaya tajam sedangkan tubuh dihiasi dengan tatoo tradisional yang digambar oleh Sikerei dengan menggunakan tinta khusus dari air tebu.


Urai Mentawai

Masyarakat Mentawai memiliki suatu bentuk nyanyian atau seni berolah vokal yang disebut sebagai urai. Urai dibedakan atas nyanyian ritual seperti Urai Simaggere (nyanyian jiwa) serta Urai Ukkui (nyanyian leluhur) dan nyanyian non ritual seperti Urai Goatbaga (nyanyian sedih) serta Urai Paoba (nyanyian cinta).

Secara umum masyarakat Mentawai lebih mengutamakan syair dalam urai, sehingga hanya ada satu urai yaitu Urai Popoet yang diiringi alat musik sebagai satu kesatuan. Sedang urai yang lain, sekalipun dilagukan dengan musik sambil menari, tetapi alat musik atau 'gajeuma' bukan menjadi bagian dari urai melainkan bagian dari tari atau 'muturuk'.

Jumlah urai ritual di Mentawai jauh lebih banyak dari urai non ritual karena semua mantra dari Sikerei berbentuk urai. Misal mantra untuk pengobatan yang disebut 'mulaggek' atau 'pabettei', mantra untuk memanggil roh atau 'simaggere', dan mantra untuk memuji roh leluhur atau 'ukkui'.

Urai ritual milik para Sikerei itu merupakan suatu mantra yang diwariskan secara turun-temurun sehingga syairnya bersifat tetap. Urai ritual itu biasanya diwariskan secara resmi oleh para Sikerei Siburuk atau para guru Sikerei kepada Sipukerei Sibau atau calon Sikerei pada upacara Mukerei yang bertujuan untuk melantik para Sikerei muda.

Karena masyarakat mentawai menganggap bahwa urai ritual besifat mistis maka tidak semua orang mampu menjadi Sikerei, tetapi hanya orang-orang tertentu yang memiliki bakat, keturunan Sikerei, atau mampu berkomunikasi dengan makhluk gaib.

Sementara itu syair pada urai non ritual tidak selalu persis sama, biasanya hanya tema saja yang sama tetapi syairnya dapat berbeda tergantung dari siapa yang membawakan, misal pada lagu-lagu yang bertemakan cinta kasih.


Turuk Mentawai

Turuk atau tarian bagi masyarakat Mentawai bukan sekedar tarian yang bersifat hiburan tetapi juga gerakan-gerakan melingkar oleh beberapa Sikerei ketika mencari roh atau simaggere orang sakit pada suatu upacara pengobatan.

Pada umumnya turuk diiringi oleh musik perkusi 'tuddukat' yang berupa tiga atau empat kentongan berdiameter satu hingga tiga meter yang disebut sebagai 'ina', 'katengan', 'tatoga 'dan 'tetektek tuddukat'. Tarian di Mentawai biasanya dilakukan dengan sikap tubuh penari yang hampir sama yaitu sedikit membungkuk dan kepala cenderung kaku menghadap ke depan mengarah ke bawah, mendatar dan ke atas sementara itu kaki penari dihentakkan ke lantai papan atau 'puturukat'.



Suatu fenomena khas yang hampir selalu ada pada turuk ritual Mentawai adalah peristiwa 'igobok' atau 'irorok', yaitu ketika sang penari mengalami kesurupan. Tarian-tarian yang berhubungan dengan makhluk gaib hanya boleh ditarikan oleh para Sikerei atau istri Sikerei.

Tarian ritual yang paling sering diselenggarakan adalah tarian yang digunakan pada upacara pengobatan sederhana atau kmulaggek'. Jika belum sembuh maka diadakan suatu upacara pengobatan besar atau 'pabettei' yang melibatkan tiga sampai enam orang Sikerei yang bersama-sama menarikan turuk lajjou untuk menjemput roh orang yang sakit.

Pada upacara tersebut para Sikerei membunyikan lonceng kecil yang disebut sebagai 'jejeneng' dengan satu tangan sementara itu tangan yang lain membawa piring berisi sesaji .


Walaupun sebagian besar tarian adalah milik para Sikerei tetapi masyarakat biasa juga memiliki tarian non ritual yang bersifat sebagai hiburan semata seperti tari menangkap udang, monyet dan elang. Tari-tarian tersebut berkembang dari adat kebiasaan sehari-hari.

SUKU ANAKDALAM




Suku Anak Dalam Jambi ( Suku Kubu )


A. Sejarah Suku Anak Dalam Kubu

Sejarah Suku Anak Dalam atau SAD masih penuh misteri, bahkan hingga kini tak ada yang bisa memastikan asal usul mereka. Hanya beberapa teori, dan cerita dari mulut ke mulut para keturunan yang bisa menguak sedikit sejarah mereka.

Sejarah lisan Orang Rimba selalu diturunkan para leluhur. Tengganai Ngembar (80), pemangku adat sekaligus warga tertua SAD yang tinggal di Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) Jambi, mendapat dua versi cerita mengenai sejarah Orang Rimba dari para terdahulu. Ia memperkirakan dua versi ini punya keterkaitan.


Yang pertama, leluhur mereka adalah orang Maalau Sesat, yang meninggalkan keluarga dan lari ke hutan rimba di sekitar Air Hitam, TNBD. Mereka kemudian dinamakan Moyang Segayo.

Sedangkan versi kedua, penghuni rimba adalah masyarakat Pagaruyung, Sumatera Barat, yang bermigrasi mencari sumber-sumber penghidupan yang lebih baik. Diperkirakan karena kondisi keamanan tidak kondusif atau pasokan pangan tidak memadai di Pagaruyung, mereka pun menetap di hutan itu.

Versi kedua ini lebih banyak dikuatkan dari segi bahasa, karena terdapat sejumlah kesamaan antara bahasa rimba dan Minang. Orang Rimba juga menganut sistem matrilineal, sama dengan budaya Minang. Dan yang lebih mengejutkan, Orang Rimba mengenal Pucuk Undang Nang Delapan, terdiri atas hukum empat ke atas dan empat ke bawah, yang juga dikenal di ranah Minang.

Di Kabupaten Tanah Datar sebagai pusat Kerajaan Pagaruyung sendiri, terdapat sebuah daerah, yaitu Kubu Kandang. Merekalah yang diperkirakan bermigrasi ke beberapa wilayah di Jambi bagian barat.

Sedangkan perilaku Orang Rimba yang kubu atau terbelakang, menurut Ngembar, disebabkan beratus tahun moyang mereka hidup di tengah hutan, tidak mengenal peradaban. Kehidupan mereka sangat dekat dan bergantung pada alam. “Kami beranak pinak dalam rimba, makan sirih, berburu, dan meramu obat alam, sehingga lupa dengan peradaban orang desa. Kami terbentuk jadi Orang Rimba,” tuturnya.

Mereka hidup seminomaden, karena kebiasaannya berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Tujuannya, bisa jadi “melangun” atau pindah ketika ada warga meninggal, menghindari musuh, dan membuka ladang baru. Orang Rimba tinggal di pondok-pondok, yang disebut sesudungon, bangunan kayu hutan, berdinding kulit kayu, dan beratap daun serdang benal.

Hasil survei Kelompok Konservasi Indonesia (KKI) Warsi tahun 2004 menyatakan, jumlah keseluruhan Orang Rimba di TNBD ada 1.542 jiwa. Mereka menempati hutan yang kemudian dinyatakan kawasan TNBD, terletak di perbatasan empat kabupaten, yaitu Batanghari, Tebo, Merangin, dan Sarolangun. Hingga tahun 2006, paling sedikit terdapat 59 kelompok kecil Orang Rimba. Beberapa ada yang mulai hidup dan menyatukan diri dengan kehidupan desa sekitarnya. Namun sebagian besar masih tinggal di hutan dan menerapkan hukum adat sebagaimana nenek moyang dahulu.

Selain di TNBD, kelompok- kelompok Orang Rimba juga tersebar di tiga wilayah lain. Populasi terbesar terdapat di Bayung Lencir, Sumatera Selatan, sekitar 8.000 orang. Mereka hidup pada sepanjang aliran anak-anak sungai keempat (lebih kecil dari sungai tersier), seperti anak Sungai Bayung Lencir, Sungai Lilin, dan Sungai Bahar. Ada juga yang hidup di Kabupaten Sarolangun, sepanjang anak Sungai Limun, Batang Asai, Merangin, Tabir, Pelepak, dan Kembang Bungo, jumlahnya sekita 1.200 orang.

Kelompok lainnya menempati Taman Nasional Bukit Tigapuluh, sekitar 500 orang.
Karena tidak dekat dengan peradaban dan hukum modern, Orang Rimba memiliki sendiri hukum rimba. Mereka menyebutnya seloka adat.

Ada satu seloka yang bisa menjelaskan tentang Orang Rimba:
Bertubuh onggok
berpisang cangko
beratap tikai
berdinding baner
melemak buah betatal
minum air dari bonggol kayu.

Ada lagi:
berkambing kijang
berkerbau tenu
bersapi ruso

Mereka sehari-harinya tanpa baju, kecuali cawat penutup kemaluan. Rumahnya hanyalah beratap rumbia dan dinding dari kayu.

Cara hidup dengan makan buah-buahan di hutan, berburu, dan mengonsumsi air dari sungai yang diambil dengan bonggol kayu. Makanan mereka bukan hewan ternak, tetapi kijang, ayam hutan, dan rusa.

Identitas Orang Rimba yang tertuang lewat seloka, membedakannya dari orang terang – sebutan untuk masyarakat di desa.

Mereka membuat seloka tentang orang terang:
berpinang gayur
berumah tanggo
berdusun beralaman
beternak angso

Seloka yang muncul lewat mimpi juga memberi panduan mengenai hidup sosial di rimba. Aturan-aturan Orang Rimba memang tidak jauh dari Pucuk Undang Nang Delapan, yang dibawa dari minang. Aturan rimba sendiri melarang adanya pembunuhan, pencurian, dan pemerkosaan. Inilah larangan terberat, yang jika dilanggar akan dikenai hukuman 500 lembar kain. Jumlah kain sebanyak itu dinilai sangat berat, dan sangat sulit disanggupi, karenanya Orang Rimba berusaha untuk mematuhi.

Kisah yang dituturkan Ngembar tak berbeda jauh dengan warga Suku Anak Dalam (SAD) di kawasan lain TNBD. Tumenggung Tarib, pimpinan di salah satu rombongan SAD, mengemukakan bahwa mereka adalah keturunan Kerajaan Pagaruyung (dharmacraya) yang merantau ke Jambi. Untuk sejarah lisan ini, menurut Tarib, diturunkan sampai enam generasi ke bawah.

Terdesak penjajahan

Johan Weintre, salah seorang peneliti antropologi asal Australia, yang juga pernah menetap di hutan rimba Taman Nasional Bukit Dua belas (TNBD), menuliskan, Kerajaan Sriwijaya menguasai Selat Malaka serta melakukan perniagaan dan memiliki hubungan sosial dengan mancanegara, termasuk Tiongkok dan Chola, sebuah kerajaan di India Selatan. Sekitar tahun 1025, Kerajaan Chola menyerang Kerajaan Sriwijaya dan menguasai daerahnya. Lalu sebagian penduduk yang tidak ingin dikuasai penjajah, mengungsi ke hutan. Mereka kemudian disebut kubu, membangun komunitas baru di daerah terpencil.

Sebenarnya, masyarakat SAD tidak jauh berbeda dengan masyarakat lain di sekitarnya. Pengaruh Minang tidak hanya lekat di sana, namun juga pada daerah sekitarnya, wilayah Kabupaten Sarolangun, Merangin, Bungo, dan Muaro Tebo, yang mengitari kawasan TNBD.

Salah satu buktinya, masyarakat adat melayu kuno di Kuto Rayo, Kecamatan Tabir, Kabupaten Merangin, juga memegang hukum adat Pucuk Undang Nang Delapan dari Minang, dan menganut sistem matrilineal. Sejarah mereka juga kaum pelarian pada Perang Sriwijaya.
Kembali ke atas

B. Asal Usul Suku Anak Dalam Kubu

Penyebutan Orang Rimba pertama kali dipublikasikan oleh Muntholib Soetomo tahun 1995 dalam desertasinya yang berjudul ‘Orang Rimbo: Kajian Struktural-Fungsional Masyarakat terasing di Makekal, Propinsi Jambi’. Penyebutan Orang Rimba dengan berakhiran huruf ‘o’ pada disertasi tersebut dipertentangkan oleh beberapa antropolog meski tidak ada perbedaan makna, tetapi akhiran ‘o’ pada sebutan Orang Rimbo merupakan dialek Melayu Jambi dan Minang. Sementara fakta yang sebenarnya adalah Orang Rimba tanpa akhiran ‘o’ (Aritonang).

Tentang asal usul Suku Anak Dalam (Muchlas, 1975) menyebutkan adanya berbagai hikayat dari penuturan lisan yang dapat ditelusuri seperti Cerita Buah Gelumpang, Tambo Anak Dalam (Minangkabau), Cerita Orang Kayu Hitam, Cerita Seri Sumatra Tengah, Cerita Perang Bagindo Ali, Cerita Perang Jambi dengan Belanda, Cerita Tambo Sriwijaya, Cerita Turunan Ulu Besar dan Bayat, Cerita tentang Orang Kubu. Dari hakikat tersebut Muchlas menarik kesimpulan bahwa Anak Dalam berasal dari tiga turunan yaitu:

1.Keturunan dari Sumatera Selatan, umumnya tinggal di wilayah Kabupaten Batanghari.
2.Keturunan dari Minangkabau, umumnya di Kabupaten Bungo Tebo sebagian Mersam (Batanghari).
3.Keturunan dari Jambi Asli yaitu Kubu Air Hitam Kabupaten Sarolangun Bangko (Muchlas, 1975)

Versi Departemen sosial dalam data dan informasi Depsos RI (1990) menyebutkan asal usul Suku Anak Dalam dimulai sejak tahun 1624 ketika Kesultanan Palembang dan Kerajaan Jambi, yang sebenarnya masih satu rumpun, terus menerus bersitegang sampai pecahnya pertempuran di Air Hitam pada tahun 1929. Versi ini menunjukkan mengapa saat ini ada 2 kelompok masyarakat anak dalam dengan bahasa, bentuk fisik, tempat tinggal dan adat istiadat yang berbeda. Mereka yang menempati belantara Musi Rawas (Sumatera Selatan) Berbahasa Melayu, berkulit kuning dengan berpostur tubuh ras Mongoloid seperti orang palembang sekarang. Mereka ini keturunan pasukan Palembang. Kelompok lainnya tinggal dikawasan hutan Jambi berkulit sawo matang, rambut ikal, mata menjorok ke dalam. Mereka tergolong ras wedoid (campuran wedda dan negrito ). Konon mereka tentara bayaran Kerajaan Jambi dari Negara lain.

Versi lain adalah cerita tentang Perang Jambi dengan Belanda yang berakhir pada tahun 1904, Pihak pasukan Jambi yang dibela oleh Anak Dalam yang di pimpin oleh Raden Perang. Raden Perang adalah seorang cucu dari Raden Nagasari. Dalam perang gerilya Anak Dalam terkenal dengan sebutan orang Kubu artinya orang yang tak mau menyerah pada penjajahan Belanda. Orang belanda disebutnya orang Kayo Putih sebagai lawan Raja Jambi (Orang Kayo Hitam).

Lebih lanjut tentang asal usul Suku Anak Dalam ini juga dimuat pada seri Profil masyarakat Terasing (BMT, Depsos, 1988 ) dengan kisah sebagai berikut:

Pada zaman dahulu kala terjadi peperangan antara kerajaan Jambi yang di pimpin oleh Puti Selara Pinang Masak dan Kerajaan Tanjung Jabung yang dipimpim oleh Rangkayo Hitam. Peperangan ini semakin berkobar, hingga akhirnya di dengar oleh Raja Pagar Ruyung, yaitu ayah dari Putri Selaras Pinang Masak.

Untuk menyelesaikan peperangan tersebut Raja Pagar Ruyung mengirimkan prajurit prajurit yang gagah berani untuk membantu kerajaan Jambi yang dipimpin oleh Putri Selaras Pinang Masak. Raja Pagar Ruyung memerintah agar dapat menaklukkan Kerajaan Rangkayo Hitam, mereka menyanggupi dan bersumpah tidak akan kembali sebelum menang.

Jarak antara kerajaan Pagar Ruyung dengan kerajaan Jambi sangat jauh, harus melalui hutan rimba belantara dengan berjalan kaki. Perjalanan mereka sudah berhari hari lamanya, kondisi mereka sudah mulai menurun sedangkan persediaan bahan makanan sudah habis, mereka sudah kebingungan. Perjalanan yang ditempuh masih jauh, untuk kembali ke kerajaan Pagar Ruyung mereka merasa malu. Sehingga mereka bermusyawarah untuk mempertahankan diri hidup di dalam hutan. Untuk menghindarkan rasa malu, mereka mencari tempat tempat sepi dan jauh ke dalam rimba raya. Keadaan kehidupan mereka makin lama makin terpencil, keturunan mereka menamakan dirinya Suku Anak Dalam.

Dari uraian di atas sejalan dengan apa yang dikemukakan (Koentjaraningrat, 1993) bahwa asal mula adanya masyarakat terasing dapat di bagi dua yaitu pertama, dengan menganggap bahwa masyarakat terasing itu merupakan sisa sisa dari suatu produk lama yang tertinggal di daerah daerah yang tidak dilewati penduduk sekarang, kedua bahwa mereka merupakan bagian dari penduduk sekarang yang karena peristiwa peristiwa tertentu diusir atau melarikan diri ke daerah daerah terpencil sehingga mereka tidak mengikut perkembangan dan kemajuan penduduk sekarang.

Tentang Suku Anak Dalam ini, Ruliyanto, Wartawan Tempo (Tempo, April 2002) menulis bahwa sejumlah artikel terakhir menyebutkan orang rimba merupakan kelompok melayu tua lainnya di Indonesia seperti orang Dayak, Sakai, Mentawai, Nias, Toraja, Sasak, Papua, dan Batak pedalaman. Kelompok Melayu Tua merupakan eksodus gelombang pertama yunani (Dekat Lembah Sungai Yang Tze di Cina Selatan) yang masuk ke Indonesia selatan tahun 2000 sebelum masehi. Mereka kemudian tersingkir dan lari ke hutan ketika kelompok melayu muda datang dengan mengusung peradaban yang lebih tinggi antara tahun 2000 dan 3000 sebelum masehi.

Menurut Van Dongen (1906) dalam Tempo (2002), menyebutkan bahwa orang rimba sebagai orang primitif yang taraf kemampuannya masih sangat rendah dan tak beragama. Dalam hubungannya dengan dunia luar orang rimba mempraktekkan Silent trade, mereka melakukan transaksi dengan bersembunyi di dalam hutan dan melakukan barter, mereka meletakkannya di pinggir hutan, kemudian orang melayu akan mengambil dan menukarnya. Gonggongan anjing merupakan tanda barang telah ditukar.

Senada dengan Bernard Hagen (1908) dalam Tempo (2002) (die orang kubu auf Sumatra) menyatakan orang rimba sebagai orang pra melayu yang merupakan penduduk asli Sumatera. Demikian pula Paul Bescrta mengatakan bahwa orang rimba adalah proto melayu (melayu tua) yang ada di semenanjung Melayu yang terdesak oleh kedatangan melayu muda.
Kembali ke atas

C. Karakteristik dan Kultur Suku Kubu

Ciri-ciri fisik dan non fisik

Suku anak dalam termasuk golongan ras mongoloid yang termasuk dalam migrasi pertama dari manusia proto melayu. Perawakannya rata-rata sedang, kulit sawo matang, rambut agak keriting, telapak kaki tebal, laki-laki dan perempuan yang dewasa banyak makan sirih.

Ciri fisik lain yang menonjol adalah penampilan gigi mereka yang tidak terawat dan berwarna kecoklatan. Hal ini terkait dengan kebiasaan mereka yang dari kecil nyaris tidak berhenti merokok serta rambut yang terlihat kusut karena jarang disisir dan hanya dibasahi saja.

Budaya Melangun

Seorang anggota keluarga Suku Anak Dalam yang meninggal dunia merupakan peristiwa yang sangat menyedihkan bagi seluruh warga Suku, terutama pihak keluarganya. Kelompok mereka yang berada di sekitar rumah kematian akan pergi karena menganggap bahwa tempat tersebut tempat sial, selain untuk dapat lebih cepat melupakan kesedihan yang ada. Mereka meninggalkan tempat mereka tersebut dalam waktu yang cukup lama, yang pada jaman dulu bisa berlangsung antara 10 sampai 12 tahun. Namun kini karena wilayah mereka sudah semakin sempit (Taman Nasional Buki XII) karena banyak dijarah oleh orang, maka masa melangun menjadi semakin singkat yaitu sekitar 4 bulan sampai satu tahun. Wilayah melangun merekapun semakin dekat, tidak sejauh dahulu.

Pada masa sekarang apabila terjadi kematian di suatu daerah, juga tidak seluruh anggota Suku Anak Dalam tersebut yang pergi melangun. Hanya angota keluarga-keluarga mendiang saja yang melakukannya.

Pada saat kematian terjadi, seluruh anggota keluarga Suku Anak Dalam yang meninggal dunia merasa sedih yang mendalam, mereka menangis dan meraung-raung selama satu minggu. Sebagian wanitanya sampai menghempas-hempaskan badannya ke pohon besar atau tanah, ada yang berteriak dan berkata-kata “ya Tuhan kami kembalikan nyawo urang kami yang mati.”

Jenazah orang yang telah meninggal kemudian ditutup dengan kain dari mata kaki hingga menutupi kepala lalu diangkat oleh 3 orang dari sudung/rumah menuju peristirahatannya yang terakhir di sebuah pondok yang terletak lebih dari 4 Km ke dalam hutan.

Pondok jenazah ini jika untuk orang dewasa tingginya 12 undukan dari tanah, jika anak-anak tingginya 4 undukan dari tanah. Pondok ini diberi alas dari batang-batang kayu bulat kecil dan diberi atap daun-daun kering. Jenazah Suku Anak Dalam tidak dimandikan dan dikuburkan dalam tanah. Menurut tradisi meraka, orang yang sudah meninggal masih mungkin hidup kembali, jika mereka dikuburkan dalam tanah, maka orang yang sudah meninggal tersebut tidak mempunyai kesempatan untuk bangkit kembali menemui kelompoknya.

Kepercayaan tersebut bermula dari peristiwa dahulu kala dimana orang yang sudah sekarat (mungkin pingsan dalam waktu yang lama) ditinggalkan oleh kelompoknya di sebuah pondok di dalam hutan, dan kemudian ternyata ada di antara mereka yang dapat hidup dan sehat kembali serta pulang ke kelompoknya. Kejadian ini yang mengilhami meraka untuk tidak menguburkan jenazah orang yang sudah meninggal.

Anggota kelompok sesekali masih menengok pondok dimana jenazah tersebut diletakan, mereke menengok dari jarak jauh untuk memastikan keadaan jenazah. Dalam hal ini yang menjadi tabu buat mereka, yaitu pelarangan menyebut rekan/keluarganya yang sudah meninggal dunia karena hal ini akan membuat mereka merasa kembali kepada kesedihan yang mendalam. Mereka mengatakan janganlah kawan sebut-sebut lagi orang yang sudah mati.

Seloko dan Mantera

Kehidupan Suku Anak Dalam sangat dipengaruhi oleh aturan-aturan hukum yang sudah diterapkan dalam bentuk seloko-seloko yang secara tegas dijadikan pedoman hukum oleh para pemimpin Suku, khususnya Tumenggung dalam membuat suatu keputusan. Seloko juga menjadi pedoman dalam bertutur kata dan bertingkah laku serta dalam kehidupan bermasyarakat Suku Anak Dalam. Bentuk seloko itu antara lain:

1.Bak emas dengan suasa .
2.Bak tali berpintal tigo
3.Yang tersurat dan tersirat
4.Mengaji di atas surat
5.Banyak daun tempat berteduh
6.Meratap di atas bangkai
7.Dak teubah anjing makan tai (kebiasaan yang sulit di ubah )
8.Dimano biawak terjun disitu anjing tetulung (dimano kita berbuat salah disitu adat yang dipakai).
9.Dimano bumi di pijak disitu langit di junjung (dimana kita berada, disitu adat yang kita junjung, kita menyesuaikan diri)
10.Bini sekato laki dan anak sekato Bapak (bahwa dalam urusan keluarga sangat menonjol peran seorang laki – laki atau Bapak )
11.Titian galling tenggung negeri (Tidak ke sini juga tidak kesana/labil)

Seloko-seloko adat ini menurut mereka tidak hilang dan tidak bias (berubah). Seloko-seloko adat dan cerita asal usul mereka adalah cerita Tumenggung Kecik Pagar Alam Ngunci Lidah yang usianya pada saat laporan ini dibuat sekitar 80 tahun lebih.

Besale

Asal kata besale sampai saat ini belum diketahui, namun demikian dapat diartikan secara harafiah duduk bersama untuk bersama-sama memohon kepada Yang Kuasa agar diberikan kesehatan, ketentraman dan dihindarkan dari mara bahaya. Besale dilaksanakan pada malam hari yang dipimpin oleh seorang tokoh yang disegani yang disebut dukun. Tokoh ini harus memiliki kemampuan lebih dan mampu berkomunikasi dengan dunia ghaib/arwah.

Sesajian disediakan untuk melengkapi upacara. Pada intinya upacara besale merupakan kegiatan sakral yang bertujuan untuk mengobati anggota yang sakit atau untuk menolak bala. Pelengkap besale lainnya berupa bunyi-bunyian dan tarian yang mengiringi proses pengobatan.

Kepercayaan

Komunitas adat terpencil Suku Anak Dalam pada umumnya mempunyai kepercayaan terhadap dewa, istilah ethnic mereka yakni dewo dewo. Mereka juga mempercayai roh roh sebagai sesuatu kekuatan gaib. Mereka mempercayai adanya dewa yang mendatangkan kebajikan jika mereka menjalankan aturannya dan sebaliknya akan mendatangkan petaka jika mereka melanggar aturan adat. Hal ini tercermin dari seloko mantera yang memiliki kepercayaan Sumpah Dewo Tunggal yang sangat mempengaruhi kehidupan mereka. Hidup beranyam kuaw, bekambing kijang, berkerbau ruso, rumah (Sudung) beatap sikai, badinding banir, balantai tanah yang berkelambu resam, suko berajo bejenang, babatin bapanghulu. Atinya: Mereka (Suku Anak Dalam) mempunyai larangan berupa pantang berkampung, pantang beratap seng, harus berumah beratap daun kayu hutan, tidak boleh beternak, dan menanam tanaman tertentu, karena mereka telah memiliki ternak kuaw (burung hutan) sebagai pengganti ayam, kijang, ruso, babi hutan sebagai pengganti kambing atau kerbau.

Jika warga Suku Anak Dalam melanggar adat pusaka persumpahan nenek moyang, maka hidup akan susah, berikut seloko adat yang diungkap oleh Tumenggung Njawat “ Di bawah idak berakar, diatai idak bepucuk, kalo ditengah ditebuk kumbang, kalau kedarat diterkam rimau, ke air ditangkap buayo“. Artinya: Jika Warga Suku Anak Dalam melanggar adat pusaka persumpahan nenek moyang mereka, maka hidupnya akan menderita atau mendapat bencana, kecelakaan, dan kesengsaraan.

Kepercayaan tradisional Suku Anak Dalam di Propinsi Jambi adalah sejalan dengan faham pollytheisme yang bersifat animisme dan dinamisme. Mereka mempercayai roh-roh halus dan juga percaya kepada tempat-tempat tertentu yang dikeramatkan.

Pengelolaan Sumberdaya Alam

Sebagaimana suku-suku terasing lainya di Indonesia, Orang Rimba yang selama hidupnya dan segala aktifitas dilakukan di hutan, juga memiliki budaya dan kearifan yang khas dalam mengelola sumberdaya alam. Hutan, yang bagi mereka merupakan harta yang tidak ternilai harganya, tempat mereka hidup, beranak-pinak, sumber pangan, sampai pada tempat dilakukannya adat istiadat yang berlaku bagi mereka. Begitupula dengan sungai sebagai sumber air minum dan berbagai fungsi lainnya. Perlu kita cermati disini adalah bagaimana cara mereka memperlakukan sumberdaya alam tersebut secara lestari dan berkelanjutan.

Dalam pengelolaan sumberdaya hutan, Orang Rimba mengenal wilayah peruntukan seperti adanya Tanoh Peranokon, rimba, ladang, sesap, belukor dan benuaron. Peruntukan wilayah merupakan rotasi penggunaan tanah yang berurutan dan dapat dikatakan sebagai sistem suksesi sumber daya hutan mereka. Hutan yang disebut rimba oleh mereka, diolah sebagai ladang sebagai suplai makanan pokok (ubi kayu, padi ladang, ubi jalar), kemudian setelah ditinggalkan berubah menjadi sesap. Sesap merupakan ladang yang ditinggalkan yang masih menghasilkan sumber pangan bagi mereka. Selanjutnya setelah tidak menghasilkan sumber makanan pokok, sesap berganti menjadi belukor. Belukor meski tidak menghasilkan sumber makanan pokok, tetapi masih menyisakan tanaman buah-buahan dan berbagai tumbuhan yang bermanfaat bagi mereka seperti durian, duku, bedaro, tampui, bekil, nadai, kuduk kuya, buah sio, dekat, tayoy, buah buntor, rambutan, cempedak, petai, pohon sialong (jenis pohon kayu Kruing, Kedundung, Pulai, Kayu Kawon/Muaro Keluang), pohon setubung dan tenggeris (sebagai tempat menanam tali pusar bayi yang baru lahir), pohon benal (daunnya digunakan untuk atap rumah), kayu berisil (digunakan untuk tuba ikan) dan berbagai jenis rotan termasuk manau dan jernang.

Benuaron memiliki fungsi yang sangat besar bagi Orang Rimba, dimana selain berperan sebagai sumber makanan (buah-buahan) dan kayu bermanfaat (pohon benal, sialong, dan berisil) juga berperan sebagai tanoh peranokon. Tanah peranokon merupakan tempat yang sangat dijaga keberadaanya, tidak boleh dibuka atau dialih fungsikan untuk lahan kegiatan lain, misalnya untuk lahan perladangan atau kebun karena merupakan tempat proses persalinan ibu dalam melahirkan bayi. Tanoh peranokon yang dipilih biasanya yang relatif dekat dengan tempat permukiman atau ladang mereka serta sumber air atau sungai. Seiring berjalannya waktu, disaat seluruh tumbuhan yang terdapat di benuaron tersebut semakin besar dan tua, maka pada akhirnya benuaron tersebut kembali menjadi rimba.

Rotasi penggunaan sumberdaya hutan dari rimba menjadi ladang kemudian sesap, belukor dan benuaron, terakhir kembali menjadi rimba, merupakan warisan budaya mereka. Sehingga patut kita cermati juga bahwa Orang Rimba yang tergolong sebagai masyarakat terasing, ternyata memiliki kearifan tradisional dimana selama ini dilupakan oleh masyarakat atau pemerintah pusat.
Kembali ke atas

D. Sistem Kekerabatan

Sistem kekerabatan orang Rimba adalah matrilineal yang sama dengan system kekerabatan budaya Minangkabau. Tempat hidup pasca pernikahan adalah uxorilokal, artinya saudara perempuan tetap tinggal didalam satu pekarangan sebagai sebuah keluarga luas uxorilokal. Sedangkan saudara laki-laki dari keluarga luas tersebut harus mencari istri diluar pekarangan tempat tinggal.

Orang Rimba tidak diperbolehkan memanggil istri atau suami dengan namanya, demikian pula antara adik dengan kakak dan antara anak dengan orang tua. Mereka juga tidak menyebut nama orang yang sudah meninggal dunia. Sebenarnya menyebut nama seseorang dianggap tabu oleh orang Rimba.

Sebelum menikah tidak ada tradisi berpacaran, gadis dan pemuda laki-laki saling menjaga jarak. Waktu seorang anak laki-laki beranjak remaja atau dewasa, sekitar umur 14-16 tahun, bila tertarik kepada seorang gadis, akan mengatakan hal tersebut kepada orang tuanya. Lalu orangtuanya akan menyampaikan keinginan anak mereka kepada orang tua si gadis dan bersama-sama memutuskan apakah mereka cocok. Pernikahan
yang terjadi antara orang desa dan orang Rimba, sama dengan antara anak kelompok Rimba dan kelompok Rimba lain.

Ada tiga jenis perkawinan, yaitu;

Pertama, dengan mas kawin.
Kedua, dengan prinsip pencurahan, yang artinya laki-laki sebelum menikah harus ikut mertua dan bekerja di ladang dan berburu untuk dia membuktikan dirinya.
Ketiga, dengan pertukaran gadis, artinya gadis dari kelompok lain bisa ditukar dengan gadis dari kelompok tertentu sesuai dengan keinginan laki-laki dan gadis-gadis tersebut.

Orang Rimba menganggap hubungan endogami keluarga inti (saudara seperut/suadara
kandung) atau hubungan dengan orang satu darah, merupakan sesuatu yang tabu. Dengan kata lain, perbuatan sumbang (incest) dilarang, sama halnya dengan budaya Minangkabau.

Mayoritas pernikahan adalah monogami, tetapi ada juga hubungan poligami atau lebih tepat poligini, yang kelihatannya untuk melestarikan asal suku. Sebenarnya, adalah alasan sosial lain, samping melindungi sumber anak adalah keinginan untuk memelihara janda atau perempuan mandul. Umur harapan hidup laki-laki lebih pendek daripada harapan hidup perempuan dan perempuan selalu diutamakan, pada umumnya pekerjaan berbahaya
dilakukan oleh laki-laki. Kaum kerabat merupakan sumber semua bantuan.

Kebudayaan orang Rimba juga mengenal sistem pelapisan sosial. Temenggung adalah pemimpin utama dalam struktur kelompok., yang posisinya diwarisi sebagai hak lahir dari orang tua. Tetapi, jika pemimpin tidak sesuai atau disetujui oleh anggota kelompok, pemimpin bisa diganti melalui jalur “diskusi terbuka” atau forum yang bisa dilakukan dimana mana.
Kembali ke atas

E. Organisasi Sosial dan Kelompok Masyarakat pada Suku Kubu

Masyarakat Suku Anak Dalam hidup secara berkelompok, namun keberadaan kelompok ini tidak dibatasi oleh wilayah tempat tinggal tertentu. Mereka bebas untuk tinggal bersama dengan kelompok lain. Namun mereka tidak dengan mudah berganti-ganti kelompok/tumenggungnya karena terdapat hukum adat yang mengaturnya. Jika terjadi perkawinan antar kelompok, ada kencenderungan bahwa pihak laki-laki akan mengikuti kelompok dari istrinya. Susunan organisasi sosial pada masyarakat Suku Anak Dalam terdiri dari:

1.Tumenggung, Kepala adat/Kepala masyarakat
2.Wakil Tumenggung, Pengganti Tumenggung jika berhalangan
3.Depati, Pengawas terhadap kepemimpinan tumenggung
4.Menti, Menyidang orang secara adat/hakim
5.Mangku, Penimbang keputusan dalam sidang adapt
6.Anak Dalam, Menjemput Tumenggung ke sidang adapt
7.Debalang Batin, Pengawal Tumenggung
8.Tengganas/Tengganai, Pemegang keputusan tertinggi sidang adat dan dapat membatalkan keputusan

Kepemimpinan pemimpin Suku Anak Dalam sudah tidak bersifat mutlak. Pemimpin mereka sekarang dipilih berdasarkan pengajuan Tumenggung sebelumnya untuk kemudian disetujui seluruh anggota. Jika sebagian besar menyetujui maka orang tersebut dapat menduduki jabatan pemimpin dan disahkan melalui pertemuan adat dalam suatu upacara.

Jabatan Tumenggung yang terlihat punya kekuasaan cukup besarpun masih dibatasi oleh beberapa jabatan lain seperti jabatan Tengganas yang mampu membatalkan keputusan Tumenggung. Ini menunjukkan bahwa Suku Anak Dalam telah mengenal suasana demokrasi secara sehat.

Menurut Temenggung Tarib, jumlah kelompok yang diwakili oleh Temenggung naik dari 3 kelompok pada tahun 1980an, sampai 6 kelompok yang di wakili oleh Temenggung di Bukit Duabelas dewasa ini.

Dulu ada kelompok Makekal, Kejasun dan Air Hitam, dewasa ini di daerah Makekal adalah kelompok yang di Temenggungi oleh Temenggung Mukir dan Temenggung Merah, daerah Kejasung dengan kelompok yang dipimpin oleh Temenggung Mijah, Marid, Kecik dan Jelita dan di daerah Air Hitam adalah kelompok Tarib dan Biring.

Banyak interaksi dan lintas pernikahan (cross weddings) terjadi antar kelompok, misalnya istri Temenggung Tarib punya darah Makakal dan orang kelompok Tarib nikah orang kelompok Biring. Hal tersebut mengakibatkan struktur dan komposisi organisasi sosial hampir sama dengan kelompok lain.

Temenggung Biring setelah pindah keluar dan menganut agama Islam berganti nama dan sekarang dikenal dengan nama Pak Helmi. Sebenarnya anggota kelompok Biring serta anggota kelompok Tarib terpisah. Artinya, ada anggota yang tinggal di hutan secara tradisional dan ada anggota kelompok yang pindah keluar yang dapat bantuan dan merubah kepercayaan. Mungkin alasan memisahkan diri adalah faktor ekonomi atau faktor akulturasi dengan budaya pasca tradisional.

Menurut mantan Temenggung Biring, pak Helmi, struktur masyarakat terdiri dari: Temenggung adalah kepala suku. Ketika dia absent dia diwakili wakil Temenggung. Seorang yang bergelar Depati bertugas menyelesaikan hal-hal yang terkait dengan hukum dan keadilan. Seorang yang bergelar Debalang yang tugasnya terkait dengan stabilitas keamanan masyarakat dan seorang yang bergelar Manti yang tugasnya memanggil masyarakat pada waktu tertentu.

Pengulu adalah sebuah institusi social yang mengurus dan memimpin masyarakat orang Rimba. Ada juga yang bertugas seperti dukun, atau Tengganai dan Alim yang mengawasi dan melayani masyarakat dalam masalah spiritual dan di bidang kekeluargaan, nasehat adat dan sebagainya.

Temenggung Tarib sangat aktif mengorganisir hubungan dengan dunia luar, supaya nasib orang Rimba diketahui. Misalnya dia bertemu dengan Presiden Megawati Sukarnoputri, menjadi pewakil orang Rimba dalam Kongres Masyarakat Adat Nusantara di Jakarta, 15-22 Maret 1999 dan wakil orang Rimba untuk Dewan Aliansi Daerah untuk Aliansi Masyarakat Daerah propinsi Jambi dari periode 1999 sampai sekarang.

Orang Rimba yang tinggal di pinggir Bukit Duabelas berinteraksi cukup sering dengan orang desa. Kelihatannya orang Rimba yang tinggal lebih didalam Bukit Duabelas tidak berinteraksi sama sekali. Orang Rimba sebenarnya sering memerlukan bantuan dari orang Rimba yang bermukim di pinggir hutan. Mereka minta bantuan untuk mendapat barang dari pasar. Maksudnya, orang Rimba yang tinggal didalam Bukit Duabelas memesan barang yang dijual di pasar kepada orang Rimba di pinggir hutan, dan diambil oleh mereka setelah barangnya sudah didapat.

Posisi Jenang, atau penghubung antara orang Rimba dan pemerintah adalah warisan dari masa lampau, waktu belum sering ada hubungan dengan luar. Tugas pertamanya beli barang dan jual kepada pihak tertentu, serta jalur komunikasi dengan luar. Kelihatannya posisinya terkadang disalahgunakan, itu alasan saat Jenang meninggal posisinya tidak diisi lagi dan orang Rimba yang sudah cukup biasa dengan prosedur, melakukan perundingan sendiri dengan luar
Kembali ke atas

F. Kehidupan Masyarakat Suku Kubu

Makanan

Saat ini mereka sudah banyak yang menggunakan beras sebagai makanan pokok sehari-hari. Beras ini mereka dapat dari membeli di dusun-dusun atau masyarakat yang datang ke lokasi mereka. Sebenarnya makanan pokok mereka waktu dahulu adalah segala jenis umbi-umbian yang tumbuh di hutan, seperti keladi, ubi kayu, ubi jalar, umbi silung dan binatang buruan seperti babi hutan, rusa, kancil dan lain-lain.

Pakaian

Meraka pada umumnya tidak berpakaian, namun mereka menggunakan cawat kain untuk menutupi kemaluannya. Dahulu aslinya mereka menggunakan cawat dari kulit kayu terap atau serdang, namun karena cawat dari kulit kayu sering menimbulkan rasa sakit akibat kutu kayu yang masuk ke dalam kulit, sehingga mereka meninggalkannya dan beralih dengan kain yang mereka beli di pasar melalui masyarakat umu. Jenis kain dan warnanya bebas dan cara memasangnya disesuaikan oleh meraka sendiri. Untuk kaum wanita sangat sulit untuk dilihat karena ada larangan, bahkan kalau dia melihat orang luar selalu menghindar / lari. Tetapi menurut Tumenggung bahwa perempuan Suku Anak Dalam yang wanitanya hanya berpakaian menutupi bagian pinggang saja sedangkan payudara mereka dibiarkan terbuka.

Dalam hal penampilan sehari hari, mereka memakai pakaian cawat untuk laki laki yang terbuat dari kain sarung, tetapi kalau mereka keluar lingkungan rimba ada yang sudah memakai baju biasa tetapi bawahnya tetap pakai cawat/kancut sedangkan yang perempuan memakai kain sarung yang dikaitkan sampai dada.

Tingkat kemampuan intelektual suku anak dalam dapat disebut masih rendah dan temperamen mereka pada umumnya keras dan pemalu. Walaupun masih terbatas, tetapi sudah terjadi interaksi sosial dengan masyarakat luas sehingga keterbukaan terhadap nilai nilai budaya luar semakin tampak.

Rumah dan permukiman

Mereka hidup berkelompok dalam satu wilayah, biasanya kelompok Tumenggung yang satu tinggal di kelompok Tumenggung yang lainnya. Walau tetap mengakui Tumenggung mereka yang sebanarnya.

Tempat tinggal mereka agak masuk ke dalam belukar yang lebat hutannya, tidak di tepi jalan setapak, setiap pondok ( sudung ) satu keluarga terpisah agak jauh dengan sesudung keluarga lainnya. Namun sesudung yang masuk dalam suatu keluarga misalnya untuk anak-anak mereka yang sudah besar dibuat sesudung sendiri yang tidak jauh dengan sesudung orang tuanya. Begitu juga untuk keluarga istrinya. Sesudung dalam bahasa mereka berarti rumah. Didirikan diatas batang-batang kayu bulat kecil panjang yang disusun berjajar hingga dapat digunakan sebagai alas.
Kembali ke atas

G. Peralatan, Komunikasi & Seni Suku Kubu

Nomaden didefinisikan sebagai orang yang memiliki harta benda minimal, termasuk barang seni dan alat teknologi yang minimal pula. Sebetulnya, gaya hidup orang Rimba hampir tabu untuk memiliki atau menambah harta benda yang tidak termasuk kebutuhan primer atau memiliki barangbarang yang menyulitkan untuk berpindah-pindah.

Kelihatannya menurut kosmologi orang Rimba, mereka tidak terdorong atau tergoda mempunyai harta benda. Mungkin alasan itu yang menyebabkan mereka tidak merasakan adanya kecemburuan dan iri hati. Untuk memburu, membuka ladang, menebang pohon, dan lain-lain mereka memakai peralatan yang terbuat dari kayu dan besi. Kuantitas jenis kerajinan tangan terbatas. Ada kerajinan yang dibuat dari bambu, daun, rotan, rumput, kayu dan kulit. Seperti tikar untuk membungkus barang atau sebagai tempat tidur, dan wadah untuk tempat makanan, ubi, kain, damar, madu, garam dan lain-lain. Wadah wadah berfungsi sebagai tempat menyimpan, untuk membawa barang dan untuk melengkapi sistem adat, atau sebagai alat tukar-menukar dalam upacara perkawinan.

Sebelum memiliki kain untuk membuat cawat (kancut) orang Rimba membuat cawat dari kulit kayu yang dipukul-pukul hingga lembut. Sudah lama laki-laki memakai cawat dari kain dan perempuan memakai kain panjang yang dikenakan dari pusar sampai di bawah lutut atau kadang-kadang betis. Pakaian seperti itu merupakan pakaian tradisional orang Rimba yang memudahkan mereka bergerak cepat di dalam hutan, karena mereka perlu untuk mengejar binatang buruan atau untuk menghindari dari hal-hal yang berbahaya.

Pada umumnya, saat mereka pergi ke pasar mingguan atau keluar hutan untuk pergi ke dusun, laki-laki sering memakai celana dan perempuan menutupi badannya agar mereka
tidak merasa malu, demi menghormati budaya dusun serta agar diterima dengan baik.
Menyaksikan tarian, mendengarkan nyanyian, pantun atau seloka sulit sekali.

Kebanyakan tarian dan nyanyian adalah bagian upacara yang tidak terbuka bagi orang luar. Seorang Rimba bernyanyi lagu yang digunakan untuk mengambil sarang madu dari pohon yang tinggi.
Kembali ke atas

H. Wilayah Persebaran Suku Kubu

Daerah yang didiami oleh Suku Anak Dalam ada di kawasan Taman Nasional Bukit XII antara lain terdapat di daerah Sungai Sorenggom, Sungai Terap dan Sungai Kejasung Besar/Kecil, Sungai Makekal dan Sungai Sukalado. Nama-nama daerah tempat mereka bermukim mengacu pada anak-anak sungai yang ada di dekat permukiman mereka.
Kawasan Cagar Biosfer Bukit Duabelas adalah kawasan hidup Orang Rimba yang dilindungi dan ditetapkan melalui Surat Usulan Gubernur Jambi No. 522/51/1973/1984 seluas 26.800 Ha. Ditetapkannya kawasan Bukit Dua Belas sebagai Cagar Biosfir, adalah karena kawasan ini memenuhi ciri-ciri atau kriteria yang sifatnya kualitatif yang mengacu pada kriteria umum Man and Biosphere Reserve Program, UNESCO seperti berikut:

1.Merupakan kawasan yang mempunyai keperwakilan ekosistem yang masih alami dan kawasan yang sudah mengalami degradasi, modifikasi dan atau binaan.
2.Mempunyai komunitas alam yang unik, langka dan indah.
3.Merupakan landscape atau bentang alam yang cukup luas yang mencerminkan interaksi antara komunitas alami dengan manusia beserta kegiatannya secara harmonis.
4.Merupakan tempat bagi penyelenggaraan pemantauan perubahan perubahan ekologi melalui kegiatan penelitian dan pendidikan (Dirjen PHPA, 1993).

Secara administratif kawasan Cagar Biosfer Bukit Duabelas terletak di antara lima kabupaten yaitu kabupaten Sarolangun, Merangin, Bungo, Tebo dan Batang Hari. Kelima kabupaten tersebut saling berbatasan di punggungan Bukit Duabelas. Kawasan yang didiami oleh Orang Rimba ini secara geografis adalah kawasan yang dibatasi oleh Batang Tabir di sebelah barat, Batang Tembesi di sebelah timur, Batang Hari di sebelah utara dan Batang Merangin di sebelah selatan. Selain itu, kawasan inipun terletak di antara beberapa jalur perhubungan yaitu lintas tengah Sumatera, lintas tengah penghubung antara kota Bangko-Muara Bungo-Jambi, dan lintas timur Sumatera. Dengan letak yang demikian, maka dapat dikatakan kawasan ini berada di tengah tengah propinsi Jambi.

Di kawasan Cagar Biosfir Bukit Duabelas yang merupakan wilayah tempat tinggal atau habitat Orang Rimba ini , terdapat tiga kelompok Orang Rimba yaitu kelompok Air Hitam di bagian selatan kawasan, Kejasung di bagian utara dan timur serta Makekal di bagian barat kawasan. Penamaan kelompok-kelompok tersebut disesuaikan dengan nama sungai tempat mereka tinggal. Seperti halnya masyarakat umum, Orang Rimba juga merupakan masyarakat yang sangat tergantung dengan keberadaan sungai sebagai sumber air minum, transportasi dan penopang aktifitas kehidupan lainnya. Orang Rimba hidup dalam kelompok kelompok kecil yang selalu menempati wilayah bantaran sungai baik di badan sungai besar ataupun di anak sungai dari hilir sampai ke hulu.

Walaupun mereka jarang menggunakan sungai sebagai tempat membersihkan dirinya, tetapi keberadaan sungai sebagai sarana kehidupan mereka terutama untuk kebutuhan air minum, sehingga pemukiman mereka selalu diarahkan tidak jauh dari anak anak sungai.

Wilayah Taman Nasional Bukit XII memiliki beberapa tempat tinggal lain di kaki bukitnya, dengan Bukit Dua Belas sebagai titik sentralnya. Dinamakan Bukit Dua Belas karena menurut Suku Anak Dalam, bukit ini memliki 12 undakan untuk sampai dipuncaknya. Di tempat inilah menurut mereka banyak terdapat roh nenek moyang mereka, dewa-dewa dan hantu-hantu yang bisa memberikan kekuatan.
Kembali ke atas
Kembali ke awal

Rabu, 16 Maret 2011

jalan allah untuk ku

Hari rabu 2 maret 2011-03-14

Kata lintas alam sudah lama terdengar di telinga ku akan di laksanakan di sungai penuh tetapi aku mencoba untuk mengelak ikut serta dalam komba tsb meski melawanisi hati yang sebenarnya......alsan itu sangat lah teapat pas hari utu ada salah satu keluarga ku mengadakan resepsi pernikahan d jambi...dan aku memutuskan untuk ikut dalam hal tsb agar terhindar dari llwa..........ternyata oh ternyata resepsi nya di undur..........dan aku belum putus asa menghindari hal itu....sore nya aku memutuskan untuk jalan2 keliling kota sungai penuh....... aku ambil lah kunci motor ku...mulai dari depan rumah ku,ku laju kan lari motor ku menuju kota sungai penuh.....asyik2 mengendara motor di perempatan jalan aku di panggil dari arah kiri saya....saya di panggil pengurus pemuda desa saya....dari kejauhan dia berkata “ freng kau urus ini” aku menjawab dengan rasa penasaran ‘ urus apa bg.....aman lah bg frengki urus desa ini heheheheh” aku pun berjalan menuju tempat pengurus itu duduk sekitar 5 meter dari motor ku......setelah sampai di sana di berikan lah beberapa gulungan kertas kepada saya....secara perlahan kertas itu saya buka....huruf demi huruf mulai terbaca.....akhir nya seluruh lembaran kertas itu terbaca....dalam hati kecil ku astaga......aku menghindari ini tapi malah ini lagi yang datang mmmmmm dalam keheningan pengurus tsb lansung berkata kau cari team dari desa ini untuk mengikuti acara itu karena seumuran mu Cuma kau yang mengerti ttg hal tsb......lalu aku mencoba mengelak dengan jawaban ku.....bukan begitu bg.....frengki sekarang ini dah punya team......dengan raut muka kecewa pengurus itu menjawab pokok nya terserah kamu siapa aja team mu yang penting kau ikut lomba itu membawa karang taruna kita...ok deh bg........dari kejauhaan terdengar suara seorang anggota karang taruna memanggil dan mengajak main bola kaki... akhirnya semua nya bubar....aku pun berjalan menuju motor ku dan memasang kuncio motor ku dan ku laju kan ke mana aja angin berhembus......aku terus keliling2 d area kota sugai penuh....... dengan tak sadar aku dah berapa di ujung kota sungai penuh dan akhir nya aku memutuskan untuk terus melanjutkan perjalanan ke kabupaten kerinci tepat nya di hiang dan tembus di desa kemantan hilir sungai medang........aroma llwa perlahan mulai hilang dari benak ku.......tak terasa waktu mulai menggerogoti perjalanan ku.....hari mulai senja ....suara shalawatan di mesjid2 mulai terdengar dan azan magrib pun mulai terdengar.....aku pun memutuskan untuk pulang ke rumah.......sesampai di rumah aku pun menghentikan laju motor.....dan membentang kan tubuh ku di kamar menghilang rasa letih di perjalanan tadi......mata pun terpejam...................

Hari kamis 03 maret 2011-03-14

Matahari pagi mulai bersinar aku pun bangun dari tidur panjang ku....aku mulai beranjak dari tempat tidur ku turun ke bawah ke kamar mandi untuk mandi......setelah mandi aku bersantai santai sejenak mendengarkan musik...sambil bersih2 kamar........sekitar setengah jam aku bersantai orang tua ku berteriak memanggil minta bantuan ku........karena buku atm ku hilang,,,,,,,,,,,,,,,,,aku pun berusahan mencari buku atm tersebut yang hilang....sudah hampir 2 jam aku mencari2 rimba buku itu tak nampak sedikit pun.........aku memutuskan untuk melapor kan kejadian itu ke bank terdekat agar bisa di ganti dengan yang baru.....tak terasa hari pun mulai sore semua kegiatan ku dah mulai klar....hanya tinggal atm yang esok hari nya harus aku urus di bank.....karena tidak ada kegiatan aku memutuskan untuk jogging menghilangkan stres dan sambil menukmati alam ini....dalam perjalan jogging aku iseng2 sms doni....don kau ikut lintas alam gx.......beberapa menit kemudian balasan sms pun datang......ya bg tapi don gx ada team bg aja gabung dengan doni gi mana?????? Aku menjawab ajakan nya....gx ah sagan awak gabung dengan senior..........tak lama hp ku pun berdering........1 pesan di terima “ndk baa do bg ikuik se lah sok lo gaya bg mah.....ma lo senior yang sabana senior sia.....????? balasan2 sms pun terus berlanjut sampai 1 sms ku gx di balas nya.....aku pun cuek aja dan mulai berlari lari kecil mencari ujung jalan yang tak pernah aku temukan..........dan di perjalan jogging aku memutuskan untuk istirahat sejenak dan foto22222........15 menit berlalu aku pun melanjutkan perjalan jogging.........hingga pada batas kemampuan ku untuk berlari akhir nya aku memutus kan untuk pulang karena hari dah mulai sore........dalam perjalanan pulang ke rumah......hp ku kembali berbunyi tanda pesan masuk........ bg ikuik se lah lintas alam....... aku kembali memikirkan matang2 ajakan dari doni tsb karena aku dah tau watak nya dia karena dah sering mendaki dengan dia...lalu aku membalas sms dia....don awak lomba team bukan individu......emosi ini mulai naik akan hal itu tak lama hp pun kembali berbunyi....bg pai se bg k tamprek doni beko.......aku pun menjawab ok lah law bgtoo......dengan tujuan bisa bicara langsung dan menghindar dari llwa itu........... .....setelah sampai di rumah aku pun istirahat sejenak dan minum sambil mengambil kunci motor untuk pergi menuju ke rumah si doni ini.......motor pun mulai aku jalan kan.....kecepatan motor ini terus aku tambah akhir nya aku sampai pada tujuan ku....dan aku langsung sms dia......ang di ma kn don....doni : wak di tampek urang cros aspol k siko lah......akhir nya aku menuju tempat nya sampai ling lung mencari nya d keramaian.....hingga pada saat aku pulang aku bertemu dengan dia di dekat rumah nya.....akhir nya ku berbincang dengan dia.....ttg llwa....hingga pada sela pembicaraan dia berkata sebaiknya bg ikut aja lomba karena ada anak medan ke sini tujuan nya sih naik kerinci tapi karena ada lomba dia ikut lomba dulu....ikut aja itung2 bantu dia karena dia gx punya team........dengan pemikiran yang matang karena memikirkan nasib saudara kita yang jauh dari medan akhir nya ku menerima ajakan itu.....karena aku dah pernah jadi dia........datang ke negeri orang gx ada yang jamu......terlintas dalam pikiran ku.....jangan pernah dia atw orang lain menjadi saya.....jangan pernah ada orang yang rasain apa yang saya rasain di negeri orang.....akhir nya aku memutuskan untuk ketemu dengan saudara dari medan itu....kata doni malam nanti aja lagian hari dah mulai magrib...ok lah.......akhir nya kami pulang ke rumah masing2....untuk istirahat sebentar dan ketemu malam nanti jam 8..........sesampainya aku di rumah aku pun mandi dan makan.......minta izin sama ortu untuk ikut lomba...........tak lama berselang jam pun dah pukul 8 malam.....aku pun bergegas menuju tempat doni.....hanya 15 menit aku sampai d tempat doni.....d sana aku harus menunggu lagi karena motor nya doni dipakai paman nya aku harus menunggu lagi sekitar 2 jam......akhir nya kami keluar rumah pas kami keluar paman nya pulang kami pun bergegas pergi ke warnet tempat kami janjian.....di tengah perjalanan doni sms saudara dari medan tsb...dari kejauhan aku melihat kontak di hp nya doni....aku bertanya ...agung namo nyo do.....doni pun menjawab ya bg...........akhir nya kami pun melajukan lari motor kami k tempat tujuan kami........sesampai kami di sana kami berkenalan dan mengisi formulir.....asyik2 mengisi formulir kami diskusi ttg oficial.....gi mana bagus nya pakai oficial atau gx........akhir nya kami memutuskan pakai oficial untuk meriingan kan beban kami.......setelah itu......kami pun pikir2 siapa bagus nya jadi oficial kita.......aku menyuruh doni menghubungi teman nya dia yang bisa d jadikan oficial......lalu doni menjawab...gx ada bg....kawan ndk bsa d ajak komfromi....akhir nya ku memutus kan oficial biar saya yang cari....aku pun keluar melajukan kan motor ku untuk menuju kerumh andi....di perjalanan aku berpikir bahwa andi gx bsa masak akhir nya aku menuju ke rumah ade...sesampai saya d rumah ade...saya kompromi dengan ade akhir nya ade mau dan membawa ade di tempat pertemuan kami........d sana ade mulai mengisi formulir.....saat mengisi formulir kami harus di hadapkan dengan nama team kami karena kami tidak punya nama team karena kami bersal dari berbagai penjuru penggiat alam...........celotehan demi celotehan keluar dari saya.....mesum(medan sungai penuh mantap) aja g mana...semua mereka membantah gx usah lah......ngeri kali nama nya.....agung pun mulai mengeluarkan argumennya.....pkk aja g mana ......ah gx usah ah,,,,,,,semua argumen tak ada yang cocok......d sela2 perbincangan aku pun mengatakan sumed aja g mana ....apaan tuh.....sungai penuh medan.....mmmmmmmmmmmm ok lah....akhir nya nama team kami klar.....kami pun mulai mengumpulkan anggaran dana untuk lomba.....agung dan ade menyelesaikan administrasi di sekber.....sementara kau dan doni...berembug memikirkan logistik yang harus d beli.....sampai akhirnya semua itu klar n kami pun pulang ke rumah masing2 karena hari dah mulai larut malam.....

Hari jumat 04 maret 2011-03-14

Karena pulang dah larut malam aku kesiangan bangun jam dah jam 9 lewat akhir nya ku pun bergegas....mandi n berbenah....setelah semua nya selesai.....aku bergerak mnuju bank terdekat untuk mengurusi atm ku.......aku pun menuju bank terdekat...seampai d sana aku menuju customer service......sesampai d sana aku langsung memrintahkan untuk blokir reknening ku.....dan membuat kartu terbaru.....tetapi karyawan tersebut...banyak lagi tingkahnya....sehingga terjadi sedikit percek cokan.......akhir nya aku memutuskan untuk pergi.....meninggalkan temapt itu...menghindari keributan agar tidak membesar....tak terasa waktu shalat jumat dah masuk...aku pun bergegas mandi dan pergi shalat jumat.......saat itu lah umat manusia menemukan kedamaian di hati yaitu saat berada d rumah allah........akhir nya shalat pun slsi aku pun bergegas pulang n makan siang.......d sela aku makan aku mencoba menghubungi bg agung untuk menanyai info utk TM nanti dan menanyai dia dah makan atw bloem.........tak terasa waktu pun berjalan.......aku di paksa waktu untuk pergi mengikuti TM ......aku pun bergegas menuju sekber......dalam perjalanan hp ku berdering ternyata agung memanggil....hp pun ku angkat......ternyata dia memberitahukan bahwa TM d pindahkan ke sd percontohan...... aku pun menuju ke sana.....sesampai nya d sana biasa lah orang indonesia...molor.................aku pun menunggu hingga 2 jam dalam penantian itu aku silaturahmi dengan saudara2 yang ada d sana..........hingga kami pun d persilahkan masuk untuk mengikuti TM .....TM pun di mulai panitia menjelaskan aturan main dalam perlombaan......satu persatu d perjelaskan hingga penghujung penjelasan pertanyaan pun d tampung oleh panitia.......hampir dari semua pertanyaan itu terjawab.....hingga kami di saran kan untuk mengambil lotre untuk penghijauan nanti nya.....kami pun ke depan...satu persatu hingga kami mendapatkan no urut 14......ternyata oh ternyata no 15 hilang..........pas saat itu saudara dari riau mendapatkan no urut terakhir........karena risih mendapat no terakhir....karena tidak berani tepat nya bg eko...dia menyuruh bg agung untuk mempertanyakan no yang hilang itu mana tau no dia bsa naik....tapi bg agung menolak karena dah keseringan nanya...akhirnya bg eko melemparkan lagi ke pada saya menyuruh saya menanyakan hal tsb...akhir nya saya menolak juga ...bg saja yang nanya mana tau bisa naik ke no 15 hehehehehe..........dia pun memberani kan diri nya.. pada saat itu panitia pun menerima argumen dia.....akhir nya no team nya d naikkan setingkat.............setelah itu....ketwa ketiwi d sana sini terjadi sembari menunggu panitia memperbanyak peta..............akhir nya TM pun d skor kami pun istirahat d luar dan aku mencoba menghubungi oficial kami menyuruh dia menggantikan kami karena kami mau istirahat d rumah ku.......tak lama oficial pun datang,sambil berjalan aku aku menanyakan bg nunuk tu siapa dia mapala dari riau dari mereka lah aku tau law ada lomba di sini, melihat kondisi tempat istirahat saudara yang dari jauh aku merasa terpanggil untuk mengajak saudara dari riau karena mereka teman dari bg agung dan membawa bg agung ke sini....karena merasa bimbang......law d ajak team dari riau...nanti aku di bil pilih kasih lagi....aku pun memutuskan untuk pergi membawa bg agung ke rumah ku lagian motor ku mau d pakai oleh ortu ku karena ada salah satu keluarga ku masuk RS...operasi sesar....aku pun melajukan motor ku menuju rumah ku d semurup......sesampai aku d sana...bg agung aku perkenalkan dengan ortu ku dan aku saran kan bg agung mau mandi mau apa terserah lah...anggap aja rumah sendiri....sembari menunggu dia mandi aku menghidangkan makanan...untuk makan malam.......akhirnya dia slsi mandi dia pun aku persilahkan makan....saat makan perbincangan yang hangat pun terjadi aku mencoba mengenal dia lebih dekat............saat bincang2 aku sangat salut...atas ambisi nya untuk ke krinci.......sangat berbeda dg ku....yang nyali nya ciut ke luar daerah.........makan pun slsi kami pergi kekamar ku untuk peking untuk lomba besok saat asyik2 peking hp bg agung dan hp ku berdering......di hp bg agung ntah siapa aku tidak tau yang jelas nya saudara dari riau menelpon suruh dia pinjamkan kompor...karena kompor dia rusak.......bg agung pun minta bantuan kepada ku untuk cari kompor....aku langsung jawab kompor doni aja pakai.......tak lama doni pun menelpon bg agung entah percakapan apa yang mereka lakukan aku tak tau karena aku di panggil ortu di bawah......di hp ku ternyata doni minta ajak ktemuan untuk membahas hail TM td sore........kami pun meluncur keluar dari kamar ku untuk berangkat ke sungai penuh namun saat trun motor ku di pakai ortu ke rumah sakit menjenguk saudara ku itu......aku pun sms ortu ku agar cepat pulang namun tak ada reaksi apa punsambil menikmati snack n segelas teh susu aku sms ortu ku....2,,,3...4 aku sms...trakhir nya ortu aku membalas...ternyata saudara ku kritis.......1..2.3.4.5.6 jam menunggu akhirnya ortu ku pulang ,,,,,ternyata anak dari saudara ku itu meninggal dunia ortu ku pun sibuk mengurus pemakaman anak nya syukur lah ibu nya selamat.....kami pun memutuskan untuk istirahat.......bsok pagi baru kita berangkat.........di sela2 mau istirahat......terdengar celoteh bg agung.....anak riau kan gx ada kompor trus gi mana mereka masak untuk sarapan pagi besok......dari sana lah aku salut dan kagum dengan dia...karena memilkki sosial dan kepedulian yang tinggi.....aku pun langsung menjawab besok pagi kita bangun skitar jam 4.30 biar aku yang antar kompor ku ke mereka........aku pun mulai menarik selimut untuk istirahat....saat istirahat....bg agung sibuk menjahit celana lapangannya....dan aku membuat alarm untuk pagi bsok.....1....2........3........mata ini pun terpejam berlayar ke alam mimpi..........

Hari sabtu 05 03 - 2011-03-14

Alarm pun berbunyi dengan keras bg agung tak menghiraukan itu....aku pun bergegas bangun....cuci muka dan menyiapakan 2 gelas kopi susu.....setelah semua nya siap aku pun membangunkan bg agung.....bg agung pun bergegas ala pencinta alam ....setelah semua nya selesai aku pun mengeluarkan motor menuju ke rumah doni sebelum itu kami menjemput oficial terlebh dahulu........setelah sampai di rumah doni...bg agung dan oficial aku saran kan untuk mengantar kompor ke team dari riau dan mengantar pas poto dan menyelesaikan administrasi di sekber.....aku dan doni peking.....setelah semua itu selesai....perlengkapan kami di cek satu persatu dan setelah itu kami berjalan menuju ke gedung nasional......di pertengahan jalan kami berhenti sejenak untuk sarapan pagi di kedai sudi mampir....yaitu sarapan lontong.....n kacang ijo........setelah selesai kami pun melanjutkan perjalanan ke gedung nasional...sesampai di tujuan kami pun harus menunggu beberapa jam...yaitu menunggu kehadiran pejabat yng tak ontime.......saat menunggu itu kami sempat foto sejenak
... dan setelah itu kami pun melakukan gladi kotor dan orang yang kami tunggu2 akhir nya datang... setelah itu baru kami melakukan upacara
...di sela2 upacara politikus kandidat calon walikota putaran kedua datang...dengan mengatas namakan tokoh masyarakat..........dengan besar kepala dan tebal muka dia duduk di belakang inspektur upacara......ritual2 upacara satu persatu pun di laksanakan mulai dari pembawa acara...pemimpin masuk ke lapangan....inspektur masuk.....sambutan ketua pelaksana....pembacaan sumpah pemuda dan kode etik pencinta alam....sambutan dari inspektur upacara serta di buka nya secara resmi acara LLWA terakhir pengalungan id card secara simbolis kepada pesrta......di sela2 upacar mau selesai ternyata politikus ambil bagian mau ngomong....acra tambahan pun mulai beerlaku.....di sela22222 sambutn nya dia secra tidak langsung kampanye padahal kampanye bloem mulai...seingat aku kutipan pidato dia salah satu nya “ dengan adanya acara ini mari beri dorongan kepada saya dan pasangan saya untuk memimpin kota ini............ini...ini yang tak aku suka....dasar penjilat...tukang jual janji.....kalau mau mau kampanye langsung aja bilang.....coblos no 1...kan jelas....si politikus gila itu pun berhenti berceloteh.,,upacara slsi satu persatu team di lepas........disini lah kompetisi sehat di laksanakan saat itu kami semua nya musuhan sementara.....akhirnya team kami dan satwa sahara dll di lepas tepat pad 9. 47......kami pun muylai berjalan menuju tiap pos....di perjalanan kami bertemu dengan saudara2 kami....dan saudara dari bengkulu yang sedang cedera........kami pun menawarkan bantuan namun mereka menolak...di perempatan jalan pos 1 mulai nampak...untuk timing nya tepat kami pun berhenti....d sana lah kedekatan dengan saudara dari satwa sahara dan bengkulu terjalin...setelah lama menunggu dan asyik cerita timing kami istirahat mulai habis.....kami pun melapor ke pos 1...dengan pede yang tinggi dan perhitungan timing yang matang kami pun memberi kertas tanda laporan ke pos.....ternyata kami terlambat 1 menit....perdebatan pun terjadi.....karena kami hanya orang kecil saat itu yang memegang kekuasaan tertinggi adalah panitia...akhir nya kami kalah....kami pun melanjutkan perjalanan menuju pos 2.....di perjalanan kami bercengkrama dan foto bersama dengan team satwa sahara
....setelah itu pun kami berjalan menuju pos 2 yang jarak nya tidak jauh lagi......karena menunggu timing yang pas kami pun berhenti di bawah pohon kayu yang rindang...di sana kami bertemu dengan orang medan juga...di sana terjadi perbincangan yang hangat sesama medan...dengan logat yang khas...seakan2 memecah bumi ini...hehehehehe..tak lama berselang kami pun berjalansecara perlahanternyata pos yang kami prediksi itu pos ternyata bukan pos ternyata itu mapala unad yang sedang istirahat.kami pun berjalan dikit demi sedikit ternyata di depan nya lagi ada pos.......sembari menunggu timing yang pas kami pun kembali foto2 dengan alam yang elok ini ....asyik2 foto waktu memaksa kami agar melapor ke pos 2 kami pun mulai berjalan melapor ke pos......ternya kami terlambat lagi 1 menit....apa boleh protes pun kita waktu tidak akan pernah berubah........kami pun melanjutkan perjalanan ke pos 3.....di sini lah fase kritis bg agung.......cz jalan yang jauhdan waktu yang pendek.....ternyata dengan tak diduga-duga timing kami pas nyampe d pos....kebahagian pun tercipta......kami pun langsung menuju tenda untuk istirahat.....dan setelah itu kami pun makan siang......setelah makan...bg agung & doni tidur sedang kan aku dengan ade pergi cari tempat buang limbah dala usus ini.....saat itu lah kami ketinggalan info ttg penghijauan


....akhirnya kami mendapat trakhir kaliu dengan lobang yang sedikit.......di sana timbul bercak kagum ku kepada bg agung....yang begitu cinta terhadap alam ini......sesudah selesai penghijauan aku melihat bg agung yang sedang termenung sendirian....aku pun mencoba menghibur sambil menghampiri nya....pas saat itu kami semua d kejutkan dg penampakan lapal allah d langit
...mmmmmmmmpertanda apa ya.....hari pun mulai gelap.......kami di paksa waktu untuk memaksa makan malam ini......oficial dan doni pun masak....sambil menunggu semua nya matang aku dengan bg agung silaturahmi dengan saudara2 yang lain....asyik2 silaturahmi oficial pun memanggil kami agar makan....ternyata kami dapat rezeki soup dari tetangga kami mapala satwa sahara....mmmmmmmmmmmmmmm makan pun lahap maklum d alam......stelah makan aku mencoba mengisi quisioner......karena banyak terbentur aku bertanya kepada anggta team dan kakak senior ku....sudah bnyak yang terisi ternyata tinggal 1 lagi yang tak terisi yaitu ttg kompas aku mencoba bertanya kepada om google....lain yang di tanya lain lagi yang di berikan nya...akhirnya kami hijrah ke seblah.......ke mapala satwa sahara untuk diskusi.....sesampai di sana kami coba diskusi..ttg quisioner itu....pelan2 bg agung buka google akhir nya ketemu....akhirnya semua terisi.....kemudian team satwa bertanya apa ibukota sungai penuh kepada ku...aku pun menjawab sungai penuh...namun mereka kurang yakin pada ku.......karena mereka dah dapat bocoran jawaban ntah dari siapa......kata nya ibukota sungai penuh semurup hahahahahahahahaahahaha semurup jelas kabupaten.......perdebatan pun terjadi ....ntah apa yang mereka buat ...etah mereka rubah atau tidak aku tak tau.......quisioner lenyap dari peredaran.........disela2 terdengar celoteh bg nunuk memanggil bg agung,,,,mas anang gi mana kabar sharini.......kami semua nya pun ketawa...........dan bg agung pun marah.........kalian ini merusak reputasi ku saja......aku ne rock n roll.....kalian panggil aku mas anang...serendah rendah nya aku nonton konser...aku nonton slank........dg logat batak nya bicara....
Semua canda pun usai karena segan mereka mau istirahat kami pun keluar tenda mereka...dan duduk di luar tepat nya di atas batu di temani secangkir capucino dan lintingan rokok....di sela2 itu kami pun foto2.....tak lama kak nurul keluar dari tenda ingin pipis...sambil menunggu air datang gabung dengan kami dan foto2

........smua crita malam itu mulai habis......dan kami istirahat,,,,,mata ini kami cba untuk kami pejamkan........sliping bad mulai kami keluarkan.......perlahjan suasana mulai hening........berlayar ke alam mimpi...............

Hari minggu 06 – 03 -2011

Tiap2 tenda terdengar suara alarm yang menggema.....smua nya bangun....
mempersiapkan diri dan packing....selesai packing kami pun foto team.....kami pun trun untuk di lepas ke etape 2.........karena lama menunggu giliran team kami....kami pun bercengkrama dan foto2........bersama...... lama berselang...nomor pun mulai mendekat ke nomor kami.....teriakan yel2 dan kata lestari sering terdengar......akhirnya giliran kami pun datang......kami pun di lepas
....dengan lelucon dan logat bg agung yang lucu...perjuangan pun di mulai.....kami bergegas dan lari2.....kami pun motong kompas.....di sela2 pelarian mereka aku berada belakang memungut barang2 bg agung dan doni yang berjatuhan seperti gimbal doni yang jatuh tersangkut rantng2 kayu....dan air minum..........perjuangan pun berlanjut menuju pos 4....dari kejauhn pos 4 pun mulai terlihat....dalam perjalanan....menuju pos 4 kami karena perbedaan kecepatan kami terpisahkan...doni dah duluan,bg agung berada di tengah2 sementara aku berhenti sejenak mengambil sarung tangan agar terlindung dari sayatan daun ilalang....bg agung pun kebingungan di engah.....dan terjatuh berguling saat dia jatuh berdasarkan kutipan dia....hanya dia dan tuhan aja yang tau.....hehehehehehe kasian.......dalam perjalanan kami memotong team koma unand dan sampai lah kami di pos 4....setelah melapor di pos 4...kami pun melanjutkan prjalanan ke pos berikutnya karena medan yang ekstrem membuat kaki bg agung cedera......dengan cederanya bg agung membuat doni marah2 dan kesal....termasuk aku...namun dalam keadaan seperti itu kita tidak bleh mengedepan kan ego....dalam kepanikan itu aku memikirkan ke belakang nya seandainya aku jadi dia gimana ?......bg agung pun memaksakan untuk tetap berjalan...aku kembali bertanya2 kepaddda nyaaa...law gx sanggup gx usah di paksakkkan.....tp dia membantah.........pada saat itu lah kejengkelan dan emosi ku mulai timbul kepada doni karena sikap nya yang kurang mengenakkan.........mmmg benar....sikap orang itu akan terlihat jelas di alam ini.....aku pun mencoba memberi arahan kkkepada doni... akhir nya dia mendengarkan arahan ku itu....kami pun mencoba melanjutkan perjalanan lagi....di sana jalur nya lebih ekstrem lagi.....di saat itu aku tak peduli lagi bagaimana bentuk ku.....dan aku tak malu2 lagi bercengkrama dengan lumpur2 kotor n bau.......lari..lari...lari mengejar waktu pun kami lakukan dalam saat itu...emosi dan rasa jengkel itu masih tertinggal di bathinku ke doni........aku pun mencoba menghilangkan hal itu......akhirnya kami sampai di pos 5......setelah melapor...kami pun lanjut berjalan...sementara itu doni jauh meninggalkan kami.......bg agung berhenti sejenak dan memanggilku minta di ikatkan tangan nya dengan scraf karena tangan nya luka2 akibat medan yang ekstrem....karena tak sanggup melihat tangan nya luka2 aku pun memberikan scraf ku pada nya....dlam perjalanan scraf itu terlepas....karena melihat luka2 di jari nya sangat dalam dan takut infeksi aku memberikan sarung tangan ku pada nya.....kami pun melanjutkan perjalanan kami....akhirnya kami sampai di finish dengan rasa letih dan emosi yang masih membara di bathin ku karena ulah si doni tadi....aku pun mencoba memisahkan diri dari mereka menghindari hal yang tak di inginkan....stelah lama istirahat...kami pun di arahkan untuk berkumpul di sekber....mendengarkan penguman pemenang.....kami pun mulai berbenah menuju sekber....sesampai di sana kami pun harus di hadapkan dengan menunggu panitia merekap nilai2...lomba tadi...setelah menunggu beberapa menit....kami di arahkan untuk istirahat dulu dan bersih2 karena pengumuman di laksanakan jam 4 nanti sore....akhirnya aku memutuskan untuk pulang kerumah....sambl berdiri aku menawarkan tempat kepada saudara2 dari riau untuk istirahat dan bersih2 di rumah ku aja...namun saat di ajak mereka sedikit agak menolak....namun ku paksa terus dan dengan rasa segan mereka pun mau....saat mau meluncur ke rumah ku...kami kehilangan bocah medan....aku mencoba mencari2 nya tapi tak ketemu2..........kami pun memutuskan untuk kerumah ku duluan.....sesampai di rumah kami pun mandi dan makan....sehingga slsi makan mas anang ini juga bloem ketemu2.....aku pun masih bloem putus asa aku mencoba mencari kembali dan aku bertanya2 kepada setiap peserta ada liat agung sumed gx....semua nya menjawab tidak............aku pun kembali pulang kerumah untuk menemui saudara dari riau untuk kembali ke sekber mendengarkan pengumuman pemenang lomba.....sesampai di sekber dari kejauhan mas anang keluar dengan wajah tanpa dosa....ternyata dia tidur di bawah pohon jambu....padahal aku dah tanya kepada orang2 dekat dia tidur....memang sih mereka sedang main kartu...entah memang mereka konsen main kartu entah apa aku gx tau....kami pun berkumpul mendengarkan pemenang...ternyata pemenang nya adalah.....eng .....ing ...........................eng.......1.mapala unand.....2.buana sakti....3...cakra masurai.....wajah kecewa pun tampak pada tiap peserta yang gagal......celoteh pemecah keheningan pun muncul.......pulangkan kami ke orang tua kami....estapet lagi....pecahkan keheningan malam ini......ternyata di sela2 itu ada yang protes.....sambil menunggu protes2 itu di realisasikan kami pun foto2 menghilangkan rasa gundah di hati.....tak lama berselang juara pun di rombak terus begitu....sampai kami bosan...mnunggu.....saat menunggu dan keadaan hati semua orang masih labil.....bg nunuk muncul mengatakan bahwa jalur pendakian ke gunug kerinci di tutup karena ada penelitian......bg agung pun mulai geram dan semakin geram.....aku pun mencoba menghubungi kenalan ku....stelah lama berdebat rasa kantuk itu pun menghadang...terlintas di pikiran ku...aku tak boleh kecewa kan saudara2 ku ini...law memang gx boleh mendaki oleh aparat yang berwenang....ambil jalan motong aja di perladangan warga...mmmmmm...kmi pun pilang kerumah ku....sesampai di rumah doni pun datang.....dia hanya duduk sebentar dan mengambil rekap nilai...setelah itu pergi........kami pun bercengkrama dan bertukar pengalaman...saat bercengkrama...satu2 persatu dari kami tertidur....ahirnya semua nya tertidur da
n tertidur pulas berlayar ke dunia maya..........................

Hari senin 07-03-2011

Di sela tidur ku aku mendengar bg nunuk dan wandes sdg crita2....aku pun mengintip keluar ternyata pagi dah menghampiri kami......aku pun bangun segelas capucino sudah di hidangkan....aku bersih2 dan minum....setelah itu aku berangkat ke semurup untuk pamitan dengan ortu ku untuk mengatar mereka ke gunung kerinci....dan sekalian membawakan mereka sarapan pagi....ssaat aku bergegas mau berangkat di warung ku ada tentara yang sedang sarapan...aku pun bertanya ttg status tentara yang jaga di kerinci...katanya minta izin baik2 pasti mau.......akhirnya aku pun berangkat dengan rasa optimistis....sesampai di sungai penuh kami pun sarapan dan packing...setelah slsi packingkami pun berangkat ke sekber untuk menjemput saudara2 dari bengkulu.....sambim mengambil piagam........biasa lah...kami harus menunggu lagi...hahahahahahahahaha disela2 menunggu kami pun mengecek alat2 yang kurang....ternyata gas dan kaca lampu badai yang kurang....asyik2 berpikir sobat ku iman lewat....aku panggil lah dia minta bantuan beli gas dan kacatsb...akhirnya dia dg bg wandes berangkat melngkapi kekurangan itu....stelah semua nya slsi...kami pun berjalan...utk estapet ke kersik tuo.....di perjalanan kami singgah di outdoor......tman2 mau belanja biasa oleh2....saat belanja pemilik out door itu menawarkan diri carikan mobil.....ini....ini............kami pun harus menunggu lagi.,.........stelah lama menunggu aku mulai geram.....aku pun pergi cari mobil .......nego 1 menit akhir slsi....aku langsung naik ke mobil dan menuju tempat kumpul saudara2 itu.......kami pun berangkat menuju simpang macan kersik tuo kayu aro....di perjalanan aku keluarkan hp untuk sms sobat ku...untuk minta bantuan beras karena stok beras kami kurang......kami pun sampai..di simpang macan kami menunggu nofri....tak lama nofri pun datang...mengantarkan beras ...setelah menerima beras....ada beberapa tentara yang jaga sdg beli durian....kami pun kenalan dan bercerita....dalam cerita itu...tentara itu malah ngajak kami ikut dengan dia ekspedisi......jadi semua wanti2 dan argumen dari orang yang tak bertanggung jawab selama ini terjawab sudah....mmmmmmmmmm dasar,,,,,,,,,,,,,,,...dg ras optimisme yang tinggi kami pun berangkat lagi...dan berhenti di r.10 untuk melapor ke pada petugas.......setelah semua nya slsi...kami pun meluncur kembali.......stelah sampai di gerbang.......kami pun merogoh kocek kami untuk bayar sewa mobil.......akhirnya kegiatan itu slsi kami pun berdoa dan berjalan menuju puncak dg menamakan dri kami team adventure..........kami pun mulai berjalan....stelah berjalan beberapa meter kak nuul mau minta sayuran...pada warga akhirnya aku dan bg eko kembali ke belakang minta sayuran...sampai di sana kami minta kentang....dan kol...warga setempat memerintahkn bg eko ngambil kol sendiri...tapi dia malah menolak...heheheheheheheh gi mna sih bg...di kasih rezeki nomplok malah nolak................!!!!!!!!!!!!!!!! slsi mengambil keperluan...kami pun melanjutkan perjalanan kembali...berjalan dan berjalan......di perjalanan aku di hujani pujian dari tin.......aku mencoba menepis nya ah biasa aja...kita semua nya sama....hanya faktor biasa atau gx nya....mmmmakhirnya kami pun sampai di pos 2....sesampai di sana kami istirahat sejenak.....kemudian kami lanjut lagi jalan karena hari dah mulai gelap....kami pun berjalan kembali.....di sela2 perjalanan kami di hibur oleh monyet2 yang bergelantungan di pohon2 dan suara khas burung rangkong saat terbang....akhirnya kami sampai di batu lumut...d sana kami jumpa dg tentara dan team peneliti dari itb....kau pun bergegas mengambil air....steah itu kami pun foto2 dan berembug...apakah perjalanan kita lanjutkan atau camp d sini...akhirnya kami putuskan untuk lanjut...kami pun pamitan dengan kopasus dan team tsb....perlahan2 kami mulai meninggalkan team tsb...kami pun terus berjalan skitar 5.30. menyusuri hutan belantara........kami pun sampai di pos 3
sekitar magrib memaksa kami berhenti dan istirahat sementara di sana...hari mulai gelap dingin nya gunung kerinci mulai tersa menusuk ke tubuh ini....kami mencoba menghdupkan api dan di tambah dengan snack pengganjal perut.....stelah beberapa jam istirahat...kami pun melanjutkan perjalanan ke shelter 1...di perjalan menuju ke shelter 1 hitungan demi hitungan terus di teriakan mengantisipasi ada yg nyasar atau hilang....panggilan bg hero kepada ku terus di lantunkan karena tman2 dah jauh tertinggal maklumlah belum terbiasa karena baru perdana ke sini....pertanyaan demi pertanyaan pun terus di lemparkan kepad saya berapa lama lagi ne nyampe nya...aku hanya menjawab 5 menit lagi......agar mereka semangat.....mungkin di hati mereka,mereka marah dengan ku.........dasar budak kerinci ne,,,,,5 menitr...5 mnit trus nyampe gx juga....mmmmmmmm”mungkin” akhirnya skitar jam 8 kami nyampe di shelter 1...dingin nya malam sll menemani kami... ada yang mengeluarkan tenda dan menghidupkan api....aku dan bg hero,wandes,eko mencoba mencari air...ternyata sumber air semua nya kering..kraguan untuk camp d sna mulai muncul karena persedian air d sana minim....setelah lama berembug kami pun camp d sna karena anggota team kami ada yang masuk angin dan muntah2 (agung) malam tanpa minum pun kami lalui......kami semua istirahat...tidur............

Hari selasa 8-3-2011
Kali ini bukan burung yang membangunkan kami...tp suara bram yang tak kunjung henti memukul besi...kami pun terpaksa bangun dari tidur kami...aku pun mencoba sarapan pagi dengan oranye beri
....mula nya tman takut sih makan nya...tp setelah merasakan nya mereka ketagihan...hehehehehestelah sarapan kami pun berangkat melewati trek2 yang ekstrem dan jalan tikus...di sana ema fisik nya down...muka nya pucat...aku mulai pesimis untuk lanjut...akhirnya kami berjalan secara perlahan menuju shelter 2....mash seperti yang dulu pertanyaan demi pertanyaan terus terlempar kpd ku.....jalan dan jalan...........kami istirahat sejenak & foto.....tak tersa kami pun sampai di tujuan

.....kami mulai mendirikan tenda...dan mencari air....ternyata persedian air minim juga d sna...tapi untuk masak cukup lah.....akhirnya ibuk2 msak dan bapak2 ada yang main kartu remi...sembari menunggu...setlah masakan tersajikan....kami pun makan......makan pun lahap.......stelah slsi makan....kami istirahat sejenak......aku mmtskan untuk tidur karena rasa kantuk ini tak tertahan lagi......entah berapa lama aku tidur...dalam keadaan sadar dan gx sadr...aku mendengar suara bapak2 dengan logat jawa... yang rasanya pernah aku knal...semua itu rs mimpi dan nya...akhirny aku bangun dan kluar...ternyata pak ahmad guide dari homestay subandi membawa turis dari taiwan...bernama ernesto/////....kami pun bercengkrama...asyik2 bercengkrama rahmat tuhan trun dari langit.....ingat ya bukan rahmat frengki...heheheheheheh...kami mencoba menampung rahmat tuhan tsb...persedian air pun mulai tercukupi.....hujan pun reda...hari mulai sore.........sunset mulai melihatkan wajah nya bg nunuk mengajak ku untuk menyaksikan hal itu shelter 3....aku terima lah tawaran itu...bg nunuk pun mengajak kak nurul...bg eko dan wandes.....akhir nya kami berangkat k shelter...d tengah perjalanan malah bg nunuk yg gx ikut...g mna sih...dia yang ngajak malah dia yg gx ikut......kami pun melanjutkan perjalanan...karena medan yg terjal dan perhitungan ntar sampai d atas sunshet hilang....
lgian kak nurul dah gx sanggup lagi karena bloem istirahat dari tadi...kami pun memutuskan untuk trun kembali....dan foto d jalan aja lh


.....setelah selesai foto2 kami pun kembali ke camp dan kami istirahat sejenak dan sambil berembug malan ini kita msak atau gx....karena air dah mulai berkurang.....akhirnya kami memutuskan untuk tidak masak...makan malam dengan mie instan pun kami lwati...dan di temani capucino dan susu coklat... didalam tenda lafuma satwa sahara crita dan teka teki pun kami lakukan.....didalam tenda tsb kami di gemparkan dengan ulah orang medan yang gla tenntang tidur dempet2an.....dia yang mencetuskan malah dia yang bingung........alah..alah dasr.......kami pun mulai melemparkan teka teki satu persatu...dan di hiasi dengan juan yang sll meneriakakan hidup lebong...alah2 alah...itu aja topik nya....ini lah saat yang menegangkan ...eng ing eng......kami di kejut kan dengan pertanyaan mas anang..apakah manusia yang menciptakan tuhan atau manusia yang menciptkan tuhan....mmmmmmmm si sarjana alam gaib pun bergeming...smua nya takut dan terdiam..stelah itulah semua nya tidur dan hening....aku pun pindah ke tenda sebelah karena sempit...aku pun tidur dan istirahat...suara mulai hening.....di tengah malam aku di bangunkan oleh bg hero yang menggigil........aku pun tak menghraukan itu karena mata ini tak bisa di ajak kompromi lagi.....




Hari rabu 9-3-2011

Panggilan untuk ke puncak mulai terdengar.....aku pun bergegas bangun saat mau bangun di sebelah dah ada kak nurul.......nah kapan pindah nya kak ne.....kami pun semua nya bangun dan mempersiapkan alat2 untuk ke puncak...hendak berangkat ke punck ternyata ketum mata angin kedinginan...dan dia gx ikut ke puncak....akhirnya kami berjalan lah emnuju shelter 3 dahulu....seperti biasa setiap langkah di awali dengan doa.....dan teriakan team aventure...yeah......lestari...lestari......perjalanan pun perlahan kami lakukan...tak lama berselang kami pun sampai di shelter 3
...alam nan elok pun tampak....semua letih dan penat hilang......seakan2 letih dan penat itu terbayar oleh pemandangan...7mount terlihat jelas......danau belibis...dlllll/.....setelah menyelesaikan semua ritual kami pun berangkat menuju ke tujuan akhir kami.....di perjlanan menuju ke puncak fisik ema dan efri down...kami menunggu sejenak di tengah perjalanan.......lama berjalanan di cadas yang panjang..dan berpasir kami pun sampai di tugu yuda di sana kami berhenti menunggu teman2 yang ketinggalan.....setelah semua nya terkumpul....kami pun melanjutkan perjalanan rasa letih dan penat seakan2 hilang melihat puncak yang sudah di depan mata....kami pun berjalan dan berjalan akhir nya kami nyaris sampai di puncak tinggal 5 langkah lagi...mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm apa yang terjadi.....................




Kami adalah team aku mencoba menyatukan kebersamaan itu ...kita menginjak kan kaki kita ke puncak tertinggi ini sama2......ok...ok deh......kata semua nya....sembari menunggu yang ketinggalan....mmmmmmmmmakhirnya semua nya smpai kami pun melangkahkan kai bersama2 ke puncak ...ini lah tujuan akhir kami keharuan...gembira....senang...gelak tawa....sujud syukurpun tercipta di sini...akhirnya kami sampai di ketinggian 3805 mdpl
......hore.....setelah sampai kami......foto2.....dan menikmati alam ne.....25 mnit berlalu kami di paksa oleh muai belerang agar kami trun...mmmmakhir nya kami pun trun......secara hati melewati cadas yang tajam.......di pertengahan jalan kami di paksa oleh kabut agar berhenti d jalan sejenak karena trek sudah tak nampak lagi......kami pun berhenti sambil crita dan foto.......akhirnya kabut itu memberi kami jalan kami pun melanjutkan perjalanan akhir nya kami sampai ke shelter 3 lagi d sana kami d sambut lagi oleh hujan....dg perlindungan bivak kami mencoba memasak air untuk menghangatkan tubuh ini......setelah semua nya slsi....hujan mulai agak reda kami pun trun ke camp...sesampai di camp...kami berembug kembali apakah trun langsung atau mask dulu....suara saat itu terpecah ada yang mau trun langsung ada pula yang mau masak dulu....di sela2 perdebatan dan packing.......aku,bg hero,wandes,agung menunggu di bivak alam
...d sna terjadi juga perdebatan....ttg bg agung janji mau kembali lagi ke sini......d sna dia melemparkan jaket kpd ku...tp aku mempertanyakan hal itu...dia ngasih aku jacket dalam rangka apa?...aku bukan guide yang di bayar saat ngantar orang mendaki....tp malah dia pergi dengan menjawab pertanyaan ku...siapa juga yang mau bayar kamu.....terima aja lah...akhir nya kami pun packing.....dan berangkat lah kami....kebut2an pun terjadi....akhir nya aku menunggu d shelter 1.....saat menunggu di shelter 1....aku menenangkan pikiran...sejenak sekitar 30 menit kak nurul dan juan datang....dan di ikuti dg yang lain nya...kami pun melanjutkan perjalanan lagi karena tubuh dah mulai dingin........aku pun pindah posisi ke belakang...karena takut tergoda dg trek.......akhir nya kami sampai d pos 3 kami hanya sejenak....kami pun terus berjalan kembali...di batu lumut aku dan perdi bertemu dengan kak nurul dan konco nya...ferdi hanya menanyakan juan...ternyata juan dah duluan....kami hanya minum sejenak saja..akhir nya ferdi berlari2 dan terpeleset...terus begitu aku pun menahan tawa di belakang akhir nya di pos 2 aku memotong dia...sampai lah aku di pintu rmba ternyata juan dah menunggu d sana....tak lama ferdi pun datang....dia langsung celoteh dari jauh juannnnnnnnnnnnnnnnnnn 50 kali cepat...ternyata juan di hukum karena meninggalkan team.........hahahahahaha bagus2 untuk kedisiplinan..mantap lah....................
Kami pun bersih2 tak lama berselang...tubuh dah mulai dingin kami pun kembali berjalan menuju simpang macan.........aku dan separo nya menunggu di r 10 dan separo nya lagi d belakang ........sekitar 20 menit mereka lewat dengan menumpang mobil warga kami pun teriak ............memanggil mereka......kami pun gabung d sana.......hilanglah kepenatan karena di bantu oleh bapak ini.......tak di sangka2 kami pun di bawa langsung oleh bapak itu k rumah nya di sana kami di jamu dan di sediakannya api untuk penghangat tubuh dan mengeringkan pakaian yang basah....setelah sampai d sana ....kami pun berembug kembali.....apakah plg malam ini atau bsok pagi.....sudah lama tak ada kptsn...kami pun menginap d sana.....

hingga pada pertengahan mlam kami pun pesta pua-puasan menghabiskan sisa logistik.......mmmmmm makan pun lahap...........kali ini gantian bapak2 masak ibuk2 tidur..hahaahahahahaha selesai makan kami istirahat sejenak...dan melinting rokok dengan kertas hps dan koran...hmhhhhhhhhmhmhmhmhmhmhmhmh dasar pencinta alam ada2 saja.........akhir nya suasana henng semua nya tidur.....................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Hari kamis 10-03-2011

Suasan pagi di kayu aro yang dingin memaksa kami untuk bangun dan gunung kerinci yang berdiri gagah perkasa di depan kami
.........setelah bersih2 kami pun foto...di sekitar tugu macan

.......asyik2 foto mobil datang menjemput aku pun nego dg sopir tsb....lama nego akhir nya tawaran kami di terima...kami pun berangkat......
dalam perjalanan kami pun bercengkrama......tak lama berselang kami pun sampai di lubug nagodang dan berhenti membeli dodol kentang dan sirup kayu manis........kejahilan pun tercipta disini.....dodol nya habis untuk nyicip aja.......hahahahaha dasar...........setelah semua nya slsi kami pun berangkat lagi......kami pesta d mobil.......dan kami mulai membicarakan ttg kebrangkatan saudara yang berasal dari berbagai penjuru..........d sna kesdihan mulai timbul.....................akhirnya kami sampai d semurup team mapala satwa sahara,bg agung dan efri serta aku berhenti di sana tepat nya d waruung ku.....dr bengkulu berhenti d sungai penuh karena mereka mau lanjut estapet ke bangko....saat itu...kesedihan mulai timbul.......tangis terpecah.....kami pun berpelukan untuk terakhir kali nya...........mmmmmmmmmm


Mobil pun mulai menjauh....kami segera menyebrang ke rumah ku....mereka ku persilahkan masuk....;;dan ku hidangkan makanan....sementara itu ibu dan aku sibuk menelpon cari mobil untuk keberangkatan ke riau........sambil menunggu itu klar aku mengantar efri ke bank...........................setelah semua itu slsi..............aku pun kembali ke semurup.....sesampai aku d rumah aku pun langsung menghidangkan makananan menjamu mereka makan siang...........sabil menunggu aku menyediakan makanan mereka pun bersih2................setelah semua nya slsi kami pun makan saat makan cengkrama ala pencinta lan pun terjadi............waktu tersa cepat berlalu makan pun usai setelah makan sambil menunggu mobil menjemput...kami saling mengirimi foto2 ptualangan kami......................mmmmmmmmmmmmmmmm asyyik222222222222222222222222222222 crita... terdengarlah.....klason mobil aavansa ...hal ini lah yang tak ku inginkan.........kata perpisahan......mereka pun mulai mengangkat barang2 nya ke mobil.........aku seakan2 tak kuasa menahan perpisahan ini.....rasa nya aku ingin sll ada d samping mereka.........akhir nya mereka pamitan dg ortu ku....dan terakhir dg ku....air mata ini mengalir dengan sendiri nya.......dan memeluk erat mereka.........sungguh sakit rasa nya di tinggal pergi....ketika benih2 cinta itu mulai timbul...mereka pergi meninggalkan ku.........dalam kesedihan yang mendalam aku berpikir sejenak...mungkin mereka punya kehidupan lain untuk masa depan meraka.....aku tidak boleh egois terhadap mereka....di otak ku hanya satu......yang membuat ku masih kuat berdiri....hidup ini tak ada yang abadi dan perpisahan itu tak juga abadi.....................................................pasti tuhan akan pertemukan kmi lagi...........rasa ini sungguh berbeda terhadap mereka........padahal aku baru beberapa hari knal dengan mereka tp...rasa nya di tinggal pergi sama sahabat yang ku kenal berpuluh2 tahun........................merka pun berkumpul d mobil itu.......pintu avanza biru muda mulai tertutup.................tangis ini tak terbendung lagi...........mobil itu pun.....mulai menjauh dari pandangan ku hinggga tak nampak lagi dari pandangana ku............................................
Selamat jalan saudara ku.....jangan pernah kau lupakan perjalanan ini.................

Klian akan slll ada d hati ku................luv u all..............

Masih ku tunggu klian d tanah sakti ini.............
Pintu rumah ku akan sll terbuka untuk klian.........

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons